Animo Petani Tinggi, Produksi Gula dan Tebu di PG Pesantren Naik

Ekonomi dan Bisnis

Jumat, 20 Januari 2023 08:51 WIB

Kinerja PG Pesantren pada tahun 2022 ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2022 PG yang mencakup wilayah Kediri bagian timur ini mengalami peningkatan dalam produksi tebu, gula dan luas lahan.

Manajer Tanam PG Pesantren Martin Surya Prayitna mengatakan, produksi tebu pada tahun 2022 ini meningkat dibanding tahun 2021. Untuk produksi tebu pada tahun 2022 total mencapai 856.681,71 ton dari luas lahan mencapai 10.048,22 hektar. Sementara untuk tahun 2021 dari luas lahan total mencapai 8.341,93 hektar mampu produksi tebu total mencapai 661.876 ton.

"Tahun 2022 ini produksi tebu rakyat mencapai 708.286,10 ton, sementara untuk tebu sendiri 148.395,60 ton. Di tahun 2021 kita memproduksi tebu rakyat 559.559,20 ton dan produksi tebu sendiri mencapai 102.316,80 ton. Jadi, ada kenaikan 194.805,71 ton," katanya.

Musim panen tebu di wilayah PG Pesantren Kota Kediri. (Foto: Dokumentasi PG pesantren)
Musim panen tebu di wilayah PG Pesantren Kota Kediri. (Foto: Dokumentasi PG pesantren)

Kenaikan produksi tebu ini juga dibarengi dengan produksi gula dimana tahun 2021 total 47.359,75 ton naik di tahun 2022 menjadi 60.123,32 ton atau naik 12.763,57 ton.

Kenaikan produksi tebu maupun gula pada tahun 2022 ini tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Dari data yang dihimpun, pada tahun 2019 produksi tebu PG Pesantren mencapai 712.386,40 ton, tahun 2020 turun menjadi 604.415,70 ton, tahun 2021 naik lagi menjadi 661.876 ton.

Menurut Martin, dalam sejarah berdirinya PG Pesantren ini tertinggi produksi gula dan tebu terjadi pada tahun 2016. Tahun 2016 ini untuk produksi tebu mencapai 10 juta kuintal lebih.

Hal ini karena dipengaruhi luasan tebu yang digiling tinggi dan pada tahun 2016 itu terjadi cuaca kemarau basah. "Jadi, pada tahun 2016 itu panen tebunya terjadi hujan terus sepanjang tahun," katanya.

Terkait luas lahan, kata Martin, dari tahun ke tahun sangat dinamis. Ada yang naik dan ada yang turun. Namun, dalam tiga tahun terakhir luasan lahan tebu PG Pesantren mengalami kenaikan.

Animo petani untuk menanam tebu di tahun 2022 tinggi, sehingga produksi gula dan tebu di PG Pesantren naik tajam dalam 4 tahun terakhir. (Foto: Dokumentasi PG Pesantren)
Animo petani untuk menanam tebu di tahun 2022 tinggi, sehingga produksi gula dan tebu di PG Pesantren naik tajam dalam 4 tahun terakhir. (Foto: Dokumentasi PG Pesantren)

Kenaikan luas lahan tebu ini disebabkan karena animo petani untuk menanam tebu tinggi. Di samping itu, saat ini perluasan tanaman tebu mengarah pada lahan marginal, seperti daerah bukit, lahan-lahan yang tidak bisa ditanami tanaman hortikultural.

"Lahan marginal itu lahan yang tidak bisa ditanami padi, jagung atau tanaman horti lainnya. Lahan itu hanya bisa tumbuh ditanami tebu, sehingga dari pada tidak ditanami, lebih baik ditanami tebu," kata Martin.

Dari data PG Pesantren, pada tahun 2019 luas lahan yang dimiliki PG Pesantren ini baik lahan pribadi maupun lahan petani mencapai 8.910,52 ha, tahun 2020 mencapai 7.522,62 ha, tahun 2021 luas lahan 8.341,93 ha, dan tahun 2022 ini naik menjadi 10.048,22 ha.

Namun, kenaikan produksi gula ini tidak dibarengi dengan rendemen. Untuk rendeman tahun 2022 ini menjadi rendemen terendah dalam 4 tahun terakhir. Untuk tahun 2019 rendemen yang dihasilkan mencapai 8,18 persen, tahun 2020 rendemen turun 7,28 persen, tahun 2021 turun lagi menjadi 7,16 persen, dan tahun 2022 turun menjadi 7,02 persen.

Turunnya rendemen ini dipengaruhi karena faktor cuaca. Pada tahun 2022 ini sering terjadi hujan. Berbeda di tahun 2019 curah hujannya rendah, sehingga rendemen tinggi.

"Kalau terus terjadi hujan rendemen pasti akan turun, tapi produksi naik. Kalau sering hujan tanahnya subur, tanaman tebu juga bagus. Tapi rasa manis tebu akan berkurang karena kandungan airnya tinggi. Sama halnya kalau buah sering kena hujan, maka rasa manisnya akan berkurang," katanya.

Diungkapkan Martin, untuk giling tahun 2023 secara taksasi Desember masih diangka 8,100 juta kwintal. "Kita masih ada potensi untuk naik, karena masih ada sisa waktu 5 bulan untuk melakukan budidaya dan perawatan tebu. Harapan kami bisa lebih tinggi dari tahun 2022," katanya.

Begitu juga produksi gula, kata Martin, dengan simulasi atau data curah hujan memang tahun depan ada kemarau. "Jadi, untuk rendemen dan produksi gula harapannya lebih bagus dari tahun ini," katanya.

Tim Editor

Witanto

Reporter & Editor

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 11:55

Prihatin, BRI Edukasi Keamanan Oprasional dan Transaksi Perbankan

Kamis, 28 Maret 2024 07:14

Jelang Lebaran, Pemkot Surabaya Pastikan Stok Elpiji 3 Kg Aman

Rabu, 27 Maret 2024 19:22

Kemendag Ungkap Sebab Naiknya Harga Daging Ayam

Selasa, 26 Maret 2024 09:58

Ramadan, DKPP Kota Kediri Awasi Harga Kebutuhan Pokok di Pasar

Bagikan Berita :