Pasang Surut PG Djombang Baru di Persaingan Industri Gula

Feature

Selasa, 03 Januari 2023 14:00 WIB

Pabrik Gula Djombang Baru adalah salah satu pabrik gula legendaris di Indonesia. Setelah sempat dihantam isu akan tutup, pabrik gula ini ternyata masih tetap bisa bertahan. Bahkan menunjukkan kinerja yang positif.

Tahun 2022 adalah tahun terakhir bagi Pabrik Gula Djombang baru bersama dengan PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). Selanjutnya, Pabrik Gula Djombang Baru dikelola oleh PT. Sinergi Gula Nusantara bersama pabrik gula lainnya di nusantara. Berikut tulisan panjang Pabrik Gula Djombang Baru.

Pabrik Gula (PG) Djombang Baru adalah sejarah dalam industri gula di Tanah Air. Berdiri di masa kolonial Belanda dan kemudian beralih kepemilikan oleh pemerintah Indonesia.

Menurut General Manager PG Djombang Baru Muhammad Kholiq, soal awal berdirinya perusahaan ini, memang ada beberapa data. Tetapi menurutnya, pendirian resminya adalah tahun 1895. Sedangkan tahun di bawah itu, awal proses dibangunnya pabrik ini saat kolonial Belanda.

”Ya, patokan kita di tahun 1895,” ujarnya pada Ngopibareng.id, Sabtu, 31 Desember 2022.

Setelah dikuasai Belanda cukup lama, kepemilikan pabrik beralih dan dikuasai Pemerintah Indonesia tepatnya tahun 1957. Pabrik Gula Djombang Baru ketika itu di bawah pengawasan Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Hal sama juga dialami oleh pabrik gula yang tersebar di Jawa Timur.

Selanjutnya, terjadi reorganisasi PPN pada tahun 1963. Yaitu diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 dan 2 Tahun 1963 yang ketika itu disebut Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPU-PPN) diubah menjadi penasihat BPN-PPN Jawa Timur.

Tahun 1963 PG Djombang Baru tercatat pernah tergabung di Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XXII dan berada di bawah PTPN X bersama puluhan pabrik gula lainnya.

Lalu dilakukan penggabungan perusahaan gula di bawah naungan PTPN I hingga PTPN XIV. Selanjutnya pengelolaan dilakukan oleh PT Sinergi Gula Nusantara (PT-SGN) yang meleburkan 36 perusahaan gula milik pemerintah, terhitung pada 10 Oktober 2022. Lokasinya tersebar di berbagai tempat. Mulai dari Sumatera, beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada juga yang berada di Sulawesi. ”Sudah melebur,” tegasnya.

Namun, lanjut Muhammad Kholiq, induk perusahaan PT SGN tetap berada di PTPN X, yang berkantor pusat di Surabaya. ”Ya, sebagai induk perusahaan,” tandasnya.

Dua Kali Sempat Mau Tutup

Pabrik Gula Djombang Baru, bisa jadi adalah contoh perusahaan milik pemerintah yang naik-turun keberadaannya. Saat masa-masa sulit, perusahaan dengan jumlah karyawan 158 orang dan bertambah menjadi 538 saat giling tebu ini, pernah terancam tutup. Nyatanya, hingga akhir Desember tahun 2022 ini, PG Djombang Baru, tetap eksis.

Awal masa suram PG Djombang Baru terjadi pada tahun 1999-2000. Perusahaan pelat merah ini mengalami kesulitan pengadaan bahan baku tebu. Kondisi itu berlarut-larut antara tahun 1999 hingga tahun 2001.

Para petani tebu sebagian beralih ke perusahaan gula lain di Jawa Timur. Akibatnya, pemenuhan bahan baku tebu sesuai kapasitas mesin giling PG Djombang Baru sekitar 2000 ton per hari, sulit terpenuhi. Kondisi pabrik sempat stagnan.

“Iya, sempat mau tutup,” ujar General Manager PN Djombang Baru, Muhammad Kholiq.

Di tengah kabar rencana tutupnya PG Djombang Baru, justru muncul kabar menggembirakan dari Istana Negara. Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kala itu melarang PG Djombang Baru, tutup.

“Jangan, jangan ditutup,” ujar Mohammad Kholiq, menirukan pernyataan Presiden ke IV RI asal Kabupaten Jombang tersebut.

Singkatnya, PG Djombang Baru yang masih di bawah PTPN X, batal tutup dan perusahaan ini tetap eksis. Namun, di tengah persaingan industri gula yang kian kuat, kembali muncul informasi tak sedap. Isu penutupan PG Djombang Baru kembali bergulir dan menyeruak di masyarakat tepatnya pada tahun 2017 dan 2018.

Kali ini isu tentang tutupnya PG Djombang Baru tidak hanya sekadar wacana, tetapi juga muncul dari dalam karyawan sendiri. Reaksi rencana tutupnya pabrik juga datang dari pengelola Asosiasi Petani Tebu Rakyat (ATPR) Indonesia. Bersama puluhan petani tebu, sempat menggelar aksi demo, di depan Kantor PG Djombang Baru pada awal Desember 2022 silam.

Para petani ketika itu menolak keras rencana penutupan PG Djombang Baru. Petani meminta penutupan pabrik dibatalkan karena jelas akan merugikan. Apalagi, pabrik gula ini sudah berdiri sejak zaman Belanda dan menghidupi petani yang menggantungkan hidupnya dari penjualan tebu.

Menurut Rais, 52, tahun, petani tebu asal Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, aksi demo menolak penutupan PG Djombang Baru, hal yang wajar. Karena banyak petani di Lamongan dan sekitarnya banyak setor tebu ke pabrik.

“Saya tolak keras penutupan itu,” tegasnya pada Ngopibareng.id di rumahnya di Desa Sumbersari, Sambeng, Lamongan, Kamis 22 Desember 2022.

Loyalitas salah satu petani binaan PG Djombang Baru itu, ditunjukkan dengan tetap menyetor tebu ke PG Djombang Baru. Tepatnya pada musim giling tebu pertengahan tahun 2018. “Meski sempat digoyang isu penutupan, saya tetap kirim tebu ke PG Djombang Baru,” tandas pemilik lahan tebu 18 hektare ini.

Isu penutupan PG Djombang Baru, tetap bergulir tahun 2018. Manajemen PG Djombang Baru, terus melakukan pembenahan. Mulai dari mengoptimalkan jumlah petani binaan dan nonbinaan, juga pembenahan mesin giling. Terbukti, perusahaan ini tetap bertahan.

”Alhamdulillah, saat-saat sulit bisa kita lewati,” tandas General Manager PG Djombang Baru Muhammad Kholiq ini.

Optimalisasi Kapasitas Mesin Giling

Pihak PTPN X melakukan revitalisasi terhadap PG Djombang Baru, pada November 2014. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mesin giling tebu. Sebagian mesin bertekanan rendah diganti semi otomatis yang bertekanan tinggi.

Program revitalisasi tentu saja menghadapi para competitor pabrik gula—terutama pabrik gula swasta-- yang ada di Jawa Timur. Para pesaing yang bermunculan, berikut dengan mesin penggiling tebu yang modern, menjadi ancaman serius keberadaan pabrik gula di bawah PTPN X.

Perusahaan mendatangkan konsultan dari India. Yang dilakukan seperti mendatangkan alat seperti multi jet kondensor, juga continuous vacuum pan. Para teknisi di bagian mesin wajib mengikuti training atas bimbingan dari tenaga ahli dari India.

“Training ini sebagai peningkatan kapasitas karyawan akan pemahaman mesin baru,” tegas Muhammad Kholiq.

Salah satu hasilnya, mesin giling PG Djombang Baru yang ketika itu berkapasitas 2000 ton per hari, meningkat menjadi 2500 ton per hari. Peningkatan kapasitas mesin giling baru ini, meyakinkan para karyawan, juga petani tebu mitra perusahaan.

Untuk pemenuhan bahan baku tebu itu, perusahaan melakukan optimalisasi ke petani sekaligus pemetaan terhadap luas lahan tanaman.

 Tim QA Pabrik Gula Djombang bersama dengan Tim P3GI dan Puslit melakukan pengamatan serangan tikus di Kebun Menturo, Sumobito Jombang. Kegiatan ini menjadi salah bentuk perhatian PG Djombang Baru kepada petani tebu.
Tim QA Pabrik Gula Djombang bersama dengan Tim P3GI dan Puslit melakukan pengamatan serangan tikus di Kebun Menturo, Sumobito Jombang. Kegiatan ini menjadi salah bentuk perhatian PG Djombang Baru kepada petani tebu.

Mengacu pada target 2023 sebagaimana yang disebutkan General Manager PG Djombang Baru Muhammad Kholik, produksi tebu sebanyak 206.368 ton. Sedangkan produksi gula sebanyak 15.038 ton.

Sementara pada data giling tebu selama 112 hari, tahun 2022, hasilnya melebihi target. Rinciannya, jumlah tebu yang digiling sebanyak 212.202,1 ton dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) naik menjadi 120,7% tahun 2022. Juga naik sebanyak 194,2% dari RKAP tahun 2021. “Melonjak tinggi di atas RKAP sebelumnya,” ujar Muhammad Kholiq.

Ahli tanaman dan tim giling PG Djombang Baru, Suwarna mengatakan, butuh pendekatan ke petani tebu, baik yang binaan dan non-binaan. Para petani ini jika digambarkan adalah bagian dari yang tidak bisa dipisahkan dengan perusahaan tebu.

”Petani itu sangat penting untuk kelangsungan perusahaan,” tegasnya.

Suwarna mencontohkan, kapasitas giling di PG Djombang Baru itu, 2500 ton tebu per hari. Sementara stok bahan baku tebu yang bisa disediakan petani berapa? ”Itu harus dipetakan,” imbuhnya.

Menurut Suwarna, tahun 2023 nanti tim di lapangan harus kerja keras. Setidaknya jika mengacu pada data target lahan tebu sesuai RKAP tahun 2022 seluas 2631 hektare lebih (lihat tabel). Lahan itu tersebar di beberapa daerah. Di Kabupaten Jombang, Lamongan, Bojonegoro, Nganjuk, Tuban Jawa Timur.

Data produksi Pabrik Gula Djombang Baru.
Data produksi Pabrik Gula Djombang Baru.

Atas target RKAP itu, lanjut Suwarna, tim lapangan PG Djombang Baru harus pandai berkomunikasi dengan baik ke para petani, kelompok tani dan organisasi yang ada. Misalnya bagaimana perusahaan empati terhadap kebutuhan petani tentang pupuk, bibit padi dan lainnya. Juga saat giling tebu di mana petani butuh biaya untuk pekerjanya.

”Itu penting sebagai bentuk penghormatan perusahaan ke petani,” tandasnya.

Salah satu bentuk penghargaan PG Gula Djombang Baru kepada para petani tebu adalah sistem pembayaran. PG Djombang selalu membayar tebu tepat waktu. Model pembayaran dengan menggunakan fresh money dianggap lebih disenangi petani, sehingga bisa bersaing dengan pabrik gula pesaing, milik swasta.

Bagian Tekpol dan QA melaksanakan Apel pagi di depan Kantor Instalasi PG Djombang Baru. (Foto: Facebook PG Djombang Baru)
Bagian Tekpol dan QA melaksanakan Apel pagi di depan Kantor Instalasi PG Djombang Baru. (Foto: Facebook PG Djombang Baru)

Soal hasil yang diterima diakui Rais, petani tebu asal Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, lebih baik. Dirinya berharap pada giling tebu PG Djombang Baru tahun 2023, bisa meningkat dari tahun sebelumnya.

Rais mencontohkan, tahun 2022 ini, dirinya merasakan hasil dari tebu lebih bagus dibanding pabrik gula lain yang ada di Jombang dan Lamongan. “Alhamdulillah saya dapat untung lumayan,” ujarnya.

Dia menyebut, giling tebu 2022 ini, dirinya bisa setor tebu sebanyak 158 truk/rit. Satu truk beratnya antara 6,5 hingga 7 ton dengan harga rata-rata Rp 4 hingga 4,5 juta per truk.

”Yang kita senang pembayaran dari PG Djombang Baru cepat, hanya satu hari. Ini yang membuat senang petani,” tandasnya.

Tim Editor

Sujatmiko

Reporter

Amir Tejo

Editor

Berita Terkait

Minggu, 14 April 2024 05:14

Petugas Kebersihan Rela Bekerja di Hari Raya Demi Kebersihan Kota

Senin, 08 April 2024 05:46

Tak Ada Pembeli, Peralatan Dapur ini Hanya Jadi Pajangan

Jumat, 15 Maret 2024 06:04

Mesigit Tebon, Jejak Sejarah Ajaran Toleransi Mbah Jumadil Kubro

Kamis, 14 Maret 2024 04:40

Jejak Dakwah Mbah Jumadil Kubro di Desa Jipang Cepu Blora

Bagikan Berita :