Ini Dia Para MacGyver dari PG Djombang Baru

Ekonomi dan Bisnis

Senin, 16 Januari 2023 15:57 WIB

Para teknisi bagian mesin di Pabrik Gula (PG) Djombang Baru dituntut menjadi Mac Gyver, seorang tokoh petualang asal Amerika di serial televisi pertengahan tahun 1980-an silam. Cerdas dan pandai serta kerap lolos dari jebakan musuhnya.

Tapi, gambaran itu tentu saja bukan untuk ditujukan ke teknisi mesin ke musuhnya. Yang tepat, bagaimana seorang teknisi bisa menangani kendala kerusakan mesin di PG Djombang Baru, yang rata-rata sudah berumur dan karatan. Karena memang, mesin giling di perusahaan ini sebagian besar peninggalan Belanda.

Sedangkan dari sejarah PG Djombang Baru berdiri mulai tahun 1895, atau di era masa penjajah dahulu. Jadi bisa dibayangkan mesin-mesin besar yang ada, harus tetap tersedia dan dituntut untuk digunakan kerja.

Mesin giling tebu yang sudah berumur ini tentu saja kontradiktif dengan masa sekarang. Di tengah persaingan pabrik gula baik itu milik pemerintah atau swasta yang kian tajam. Tetapi faktanya, pengelola perusahaan gula tetap harus eksis.

“Inilah seninya merawat mesin tua,” ujar Manager Teknik dan Pengelolaan PG Djombang Baru Satrio Adi Nagoro pada Ngopibareng.id, di kantornya pada Kamis 22 Desember 2022.

Satrio menyebutkan, mesin giling tebu adalah komponen alat besar yang dipakai PG Djombang Baru. Dan kebetulan mesin besar ini adalah barang yang sudah tua dan kerap mengalami kerusakan. Problemnya, jika terjadi kerusakan kecil dan tidak fatal, maka yang dibutuhkan adalah lebih ke perbaikan.

Tetapi, lanjut Satrio, jika kerusakannya fatal, yaitu menyangkut penggantian alat baru dan sejenisnya, dibutuhkan waktu lumayan lama. Karena selain onderdil susah didapat apalagi yang orisinil sehingga dibutuhkan ketekunan dan kejelian teknisi untuk berinovasi.”Lha makanya, para teknisi di PG Djombang Baru harus pandai utak-atik mesin,” tandasnya.

Satrio mencontohkan, alat-alat kecil yang rusak. Seperti ganti piring kipas yang aus, tentu butuh sesuai aslinya atau minimal ukurannya sama. Juga alat lain seperti baut pengunci untuk standar gilingan. Bisa dipastikan jika mencari di toko, akan sulit didapat. ”Para teknisi harus bisa membenahi sesuai kebutuhan kerusakan mesin,” papar alumni Teknik Mesin UGM Yogyakarta ini.

Manfaatkan Onderdil di PG Tulangan dan PG Watu Tulis yang Tutup

Perawatan dan rekayasa mesin rajin dilakukan para teknisi PG Djombang Baru. Terutama untuk mesin-mesin tua peninggalan Belanda yang memang susah onderdilnya.

Kebetulan PG Tulangan dan PG Watu Tulis, Prambon, keduanya berada di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2015 tutup. Pabrik gula yang masih berada di bawah PTPN X ini masih di bawah satu perusahaan. Tentu saja mesin-mesin dan alat tua mangkrak setelah perusahaan pelat merah itu tutup.

Ide pun berkembang. Pihak PG Djombang Baru, yang kerap kesulitan onderdil, berupaya memanfaatkan mesin-mesin tersebut. Namun untuk bisa memanfaatkan mesin, harus lewat jalur administrasi.

Menurut Humas PG Djombang Baru, Syaiful Affandi, untuk bisa mendapatkan alat-alat yang rusak, pihaknya bersurat ke PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)—yang merupakan induk perusahaan pabrik gula yang dahulu di bawah PTPN X. Selanjutnya, pihak PT SGN berkirim surat ke PTPN X, yang memiliki asset.” Proses administrasinya seperti itu,” tegasnya pada Ngopibareng.id, Kamis 22 Desember 2022.

Pemanfaatan alat-alat tua ini rupanya bermanfaat besar. Setidaknya untuk kebutuhan permesinan di PG Djombang Baru. Alat-alat yang rusak dan juga jaringan alat besar dibawa dari Sidoarjo ke PT Djombang Baru di Kota Jombang. “Besar sekali manfaatnya,” imbuh Syaiful Affandi.

Seperti misalnya, ada masalah di poros mesin penggerak di intermediate carrier (alat untuk mencacah dan membawa ampas tebu). Jika salah satu onderdilnya bermasalah, tentu saja alat tidak bisa beroperasi. Apakah yang bermasalah di baut pengunci, piring kipas, atau alat lain, jika tak ada perbaikan, mesin akan berhenti operasi. ”Tentu itu fatal karena mesin tak jalan,” tegas Manajer Teknik dan Pengolahan PG Djombang Baru, Satrio Adi Nagoro.

Maka, jauh-jauh hari sebelum mesin beroperasi—terutama saat giling tebu—persiapan harus dimatangkan. Dan proses perawatan sebenarnya juga sudah lama dilakukan. Misalanya dari segi waktu, proses perawatan mesin dilakukan saat tidak ada giling. Jadi, waktu goling tebu sesuai jadwal sekitar 3,5 lamanya. Sisanya sekitar 8 bulan lebih dilakukan perawatan.

Memperbaiki onderdil yang aus, mengganti komponen alat yang rusak. Caranya dengan mengoptimalkan peralatan di PG Tulangan dan PG Watu Tulis, Mojokerto. ”Kita bicara efisiensi tetapi tidak harus tergantung beli alat dari luar, justru lebih ke mengoptimalkan teknisi di PG Djombang Baru,” imbuh Satrio.

“Nyatanya teknisi di sini bisa,” tandasnya.

Bisnis Perawatan Mesin Tua Pabrik Gula

Mesin tua peninggalan Belanda aset PTPN X, ternyata menginspirasi para teknisi yang bekerja di pabrik gula. Problem yang sering terjadi, mesin rusak, susah cari onderdil hingga proses perawatan yang cukup ribet.

Hingga kemudian lahirlah bisnis baru bernama Nusantara Maintenance Fasility (NMF). Adalah sebuah diversifikasi bidang jasa bisnis untuk pelayanan, perawatan dan penyediaan spare part.

Menurut Manager Teknik dan Pengolahan PG Djombang Baru, Satrio Adi Nagoro, pihak Perkebunan Nusantara (PTPN X) membentuk NMF yang diresmikan pada 16 Februari 2021 silam. Tujuannya membuat inovasi dan diversifikasi bisnis jasa untuk kebutuhan pasar. “Jadi NMF ini manfaatnya bisa pakai pabrik gula di PTPN sendiri dan pabrik gula lain,” ujarnya.

Contoh untuk perawatan, lanjutnya, seperti memperbaiki pesawat uap bejana tekan. Juga onderdil-onderdil seperti membuat cakar ampas, as pen rantai, juga cane cutter alat pemotong tebu. Ada juga perawatan alat lain yang lebih besar.

Prinsipnya menurut Satrio, bahwa NMF itu akan membangun kemandirian. Para teknisinya tidak tergantung pembelian alat dari luar, tetapi lebih ke pemberdayaan para teknisi. Targetnya bisa menekan dan efisien pembelanjaan alat hingga 70 persen. Sedangkan untuk sekarang ini baru bisa menekan di angka antara 50 hingga 55 persen.

”Jadi berinovasi, merawat dan mengoptimalkan mesin lama bisa efisien dan tepat guna. Jadi, para teknisi harus bisa seperti MacGyver,” tandasnya.

Jadi, prinsipnya, minimalis perawatan. “Jadi inilah yang disebut diversifikasi usaha. ALat giling tebu dan bisnis jasa perawatan,” imbuhnya.

Tim Editor

Sujatmiko

Reporter

Amir Tejo

Editor

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 11:55

Prihatin, BRI Edukasi Keamanan Oprasional dan Transaksi Perbankan

Kamis, 28 Maret 2024 07:14

Jelang Lebaran, Pemkot Surabaya Pastikan Stok Elpiji 3 Kg Aman

Rabu, 27 Maret 2024 19:22

Kemendag Ungkap Sebab Naiknya Harga Daging Ayam

Selasa, 26 Maret 2024 09:58

Ramadan, DKPP Kota Kediri Awasi Harga Kebutuhan Pokok di Pasar

Bagikan Berita :