Ini Pentingnya Melakukan Vaksin Bagi Traveller
Saat ingin merencanakan bepergian atau traveling ke luar negeri biasanya kita hanya berfokus pada tiket pesawat, penginapan, dan destinasi wisata yang ada.
Padahal dari sisi kesehatan ada pula yang harus diperhatikan, yaitu vaksin. Dokter Ikawati Deputy Head of Operational Service RS PHC Surabaya mengatakan, vaksin biasanya hanya dilakukan bagi orang yang ingin bekerja di luar negeri. Atau untuk kepentingan umroh saja, karena sebagai bagian pelengkap dokumen.
"Tapi sebenarnya, vaksin ini dianjurkan juga untuk orang yang ingin traveling. Pemberian vaksin pun disesuaikan dengan negara tujuan. Kira-kira penyakit apa yang perlu diwaspadai," ungkap Ikawati kepada ngopibareng.id, Rabu, 6 November 2019.
Ika biasa Ikawati disapa mengungkapkan, vaksin memiliki dua tujuan utama bagi traveller. Pertama, untuk memberikan proteksi daya tahan tubuh kepada suatu penyakit agar tidak terserang penyakit tersebut.
"Kedua, bila sudah terserang penyakit bisa untuk meminimalisir gejala penyakit tersebut," katanya.
Advertisement
Karena itu, tambah Ika, karakteristik iklim dan wilayah yang berbeda akan mempengaruhi daya tahan tubuh kita. Meskipun di negara yang akan dikunjungi bukan negara endemis penyakit. Namun, saat di sana kita tidak bisa memprediksi dengan siapa kita bertemu.
"Bisa saja bertemu dengan orang-orang dari negara lain yang merupakan negara endemis penyakit. Apalagi penyakit tidak bisa dilihat dengan mata. Sebaiknya memang melakukan proteksi," ungkap Ika.
Adapun vaksin yang biasanya dilakukan untuk traveller antara lain, meningitis, yellow fever, MMR (Mumps/gondok, Measles/campak, Rubella) dan influenza. Tergantung, negara mana yang dituju. Jadi tidak harus semua dilakukan.
Misalnya, Ika mencontohkan, akan berpergian ke negara-negara Asia seperti Malaysia, Singapura ataupun Thailand, para traveller bisa melakukan vaksin influenza dan MMR. Sedangkan kalau mau ke Amerika atau Afrika bisa ditambahkan dengan vaksin meningitis.
"Untuk memproteksi diri kita sendiri. Karena setiap negara punya jenis virus yang berbeda-beda tergantung karakteristik negara tersebut. Jadi, sebaiknya kita sendiri yang memproteksi diri kita," imbuhnya.
Menurut Ika, vaksin ini harus dilakukan dua minggu sebelum berangkat. Harapannya dalam waktu 14 hari, vaksin yang diberikan sudah membentuk proteksi untuk melindungi diri dari penyakit.
Tambahnya, vaksin ini bisa diberikan untuk anak-anak juga. Namun, syaratnya anak harus minimal berusia dua tahun. Sedangkan untuk ibu hamil tidak direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi.
"Kalau untuk anak di bawah dua tahun mungkin bisa menghubungi dokter anak," sambung Ika.
Ketahanan vaksin pun bisa bertahan hingga dua tahun. Sedangkan vaksin yellow fever bahkan bisa bertahan 10 sampai 15 tahun.
Advertisement