Siswa SD di Situbondo Sayat Lengannya, Ini Kata Pakar Kejiwaan
Dokter kejiwaan RSUD Dr. Koesnadi Bondowoso, Dewi Prisca Sembiring mengungkapkan dua alasan sebelas siswa SD di Situbondo nekat menyayat lengan sendiri menggunakan benda tajam mirip pulpen meniru aksi tren di media sosial (medsos) TikTok. Pertama mengikuti tren di medsos dan kedua mental lemah.
Dewi Prisca yang juga pratik di rumah sakit Situbondo itu menjelaskan, alasan siswa SD menyayat lengan sendiri mengikuti tren di medsos TikTok, karena mereka usia anak-anak dalam proses tumbuh kembang, belajar melihat dan meniru, serta belajar melakukan dari lingkungan sekitarnya.
"Dengan usia anak SD antara 10 hingga 12 tahun, itu memang cenderung meniru yang lagi tren. Apalagi, tren di medsos yang saat ini menjadi kiblat remaja, juga ditiru anak-anak yang senang dengan tren," jelasnya.
Selain mengikuti tren di medsos, Dewi Prisca mengungkapkan siswa SD di Situbondo menyayat lengan sendiri, itu sebenarnya mempunyai masalah dengan mentalnya. Sehingga, mereka dengan mudahnya menyayat lengan menggunakan benda tajam tanpa memikirkan risikonya.
"Anak-anak sekarang dikenal dengan generasi stroberi yang mentalnya lemah. Sehingga, tidak mampu menyelesaikan masalahnya dan cenderung mudah putus asa. Mental lemah ini yang membuat siswa SD berani menyayat lengan sendiri meniru tren di medsos TikTok," ungkapnya.
Dewi Prisca mengatakan, jika anak bangga saat menyayat lengannya, merupakan tanda-tanda awal gangguan kejiwaan. Ini harus dilakukan pendekatan secara keluarga maupun agama.
"Terlebih dulu pendekatan keluarga, karena kondisi keluarga biasanya menjadi penyebab gangguan kejiwaan. Kalau nantinya terdeteksi gangguan kejiwaan harus diobati dan dibawa ke psikiater,"katanya.
Polisi Selidiki Benda Tajam Untuk Sayat Lengan
Sementara itu, paska terungkapnya 11 siswa SDN Dawuhan Situbondo terungkap menyayat lengannya menggunakan benda tajam dibeli dari pedagang keliling, langsung direspon Polres Situbondo.
Satreskrim Polres Situbondo mulai menyelidiki beredarnya benda tajam mirip pulpen yang dijual bebas oleh pedagang mainan keliling. "Penyelidikan kami lakukan untuk mengantisipasi agar benda tajam itu tidak dijual lagi di sekitar SD," kata Kasatreskrim Polres Situbondo, AKP Momon Suwito, Rabu 4 Oktober 2023.
Kasatreskrim Momon Suwito juga mengimbau para pedagang keliling di sekitar SD di Situbondo tidak menjual lagi benda tajam mirip pulpen itu. "Memang benda tajam itu dijual bebas di pasaran. Tapi, jangan dijual kepada anak-anak, karena belum semua mengerti risikonya," imbaunya.
Seperti diberitakan, sebelas anak SD Dawuhan di Situbondo dudul kelas IV, V, dan VI terungkap nekat menyayat lengan sendiri menggunakan benda tajam mirip pulpen seperti alkes cek kadar diabetes. Aksi nekat belasan siswa terungkap pada 29 September 2023, ini meniru tren di TikTok dan viral di medsos Facebook maupun WhatsApp.
Advertisement