Cerita Dibalik Penamaan Kampung Gajah Mada di Mojokerto
Penamaan Kampung Gajah Mada di Dusun Jatisumber, Desa Watesumpak, Trowulan, Mojokerto, tidak dibuat asal-asalan tanpa mempertimbangkan berbagai hal di baliknya. Budayawan sekaligus warga dusun setempat, menduga dulu tempat ini sebagai kompleks rumah Mahapatih Gajah Mada.
Budayawan Eko Prasetyo mengatakan, penamaan Kampung Gajah Mada mengacu pada Nagarakertagama. Di dalam Nagarakertagama pupuh 12 ayat ke-4 disebutkan bahwa letak rumah Gajah Mada berada di sebelah timur laut dari rumah Raja Majapahit.
Bila ditarik dari Candi Wringinlawang, kata dia, posisi kompleks rumah Gajah Mada berada di Dusun Jatisumber. Namun, ia belum bisa memastikan lokasi tepatnya. “(Lokasi rumah Gajah Mada?) Belum ditemukan. Tapi di sisi timur laut, kalau kita mengacu pada Gapura Wringinlawang itu,” kata Sabtu 15 Februari 2025.
Berdasarkan hal tersebut, para tokoh budayawan di Dusun Jatisumber sepakat memberi nama Kampung Gajah Mada setelah bermusyawarah lima tahun silam. Di tahun berikutnya, budayawan bersama pemerintah desa setempat membuat papan nama bertuliskan Kampung Gajah Mada sebagai upaya promosi.
“Kami membuat papan nama agar masyarakat, baik tua maupun muda, memiliki semangat yang kuat seperti Mahapatih Gajah Mada dalam menyatukan nusantara, kerukunan, dan dapat menciptakan kesejahteraan di Kampung Gajah Mada,” kata Eko.
Papan nama Kampung Gajah Mada diletakkan di tepi jalan arteri Mojokerto-Jombang sisi barat, tepat di depan Dusun Jatisumber. Jika dari arah Jombang, papan nama tersebut terpampang jelas di kiri jalan sebelum Masjid Baitul Muttaqin.
Menurut dia, sekitar 20 tahun lalu banyak ditemukan batu-batu bekas bangunan yang diduga peninggalan Majapahit di Dusun Jatisumber. Namun, rata-rata oleh warga dipendam kembali karena lahannya dijadikan rumah.
Juga pernah ditemukan sebuah patung yang terbuat dari emas saat dirinya masih anak-anak. Seingat Eko, patung tersebut ditemukan di sisi timur Candi Wringinlawang dalam posisi berdiri. Tetapi, kini patung itu telah hilang. “Secara fisik, lebih cenderung mirip Bima, seperti tokoh pewayangan cerita Mahabharata,” ujar Eko.
Meski secara fisik mirip dengan Bima, Eko menduga patung emas tersebut merupakan visualisasi Gajah Mada. Hal itu jika dilihat dari senjata berupa pentungan atau gada berbentuk oval pada patung tersebut.
Perihal lokasi rumah Gajah Mada, hingga kini belum ada penelitian yang menemukan lokasi pastinya. Sementara, pola tata ruang Kota Ibu Kota Majapahit pernah direkonstruksi oleh MacLaine Pont pada 1924. Arsitek asal Belanda itu mengacu pada Nagarakertagama.
Pada pupuh 12 Kakawin Nagarakertagama memberikan keterangan tentang letak tempat tinggal patih Majapahit, yakni Mahapatih Gajah Mada. Lebih tepatnya letaknya berada di sebelah timur laut dari tempat tinggal Raja Majapahit:
Wetan lor kuwu sań gajahmada patih rin tiktawilwādhika mantra wira wicaksaņeń naya matangwan satya bhaktya prabhu.
Artinya: Di timur laut merupakan rumah patih Wilwatikta, bernama Patih Gajah Mada, menteri yang wira, bijaksana dalam mengatur strategi, fasih berbicara, kuat, dapat diandalkan, dan setia bakti kepada raja.
Beberapa literatur menerangkan bahwa rumah Maha Patih Gajah Mada bersebelahan dengan Gapura Wringinlawang, sebuah bangunan peninggalan Majapahit yang terletak di kawasan situs Trowulan. Jika benar demikian, maka kompleks rumah Gajah Mada terletak di Desa Jati Pasar, Trowulan, Mojokerto.
Sedangkan dalam keterangan lain disebutkan bahwa Gapura Wringinlawang merupakan gerbang utama menuju kediaman Gajah Mada. Kediaman Mahapatih Gajah Mada berada di timur laut dari istana Prabu Hayam Wuruk, sebagaimana disebutkan pada kutipan Kakawin Nagarakertagama pupuh 12 tersebut.
Advertisement