Campenaerts Sumbang Kemenangan Ketiga Qhubeka Assos

Setelah memangkan etape 13 Giro d’Italia yang berakhir di Verona, Giacomo Nizzolo (Team Qhubeka Assos) memutuskan untuk tidak meneruskan lomba di Giro d’Italia. Alasannya, Nizzolo akan beristirahat untuk balapan-balapan di masa yang akan datang.

Victor Campenaerts (Team Qhubeka Assos) menyabet kemenangan pertama di etape balapan kelas World Tour, Giro d’Italia etape 15, Minggu, 23 Mei yang berangkat dari kota Grado sejauh 147 km berakhir di kota Gorizia.

Pembalap spesialis time trial asal Belgia ini berada di kelompok breakaway, lantas dia meninggalkan kelompok breakaway yang berisi 15 pembalap itu dan meraih kemenangan pertamanya di ajang balap dunia.

Hanya Oscar Riesebeek (Alpecin-Fenix) yang bisa finis bersama Campenaerts dan mereka sempat adu taktik. Akhirnya Campanaerts berhasil sprint finis duluan mengalahkan Riesebeek.

“Ini sangat fantastis. Pagi ini saat makan pagi kita diskusi apa yang bisa kita lakukan untuk membuat Giro ini lebih baik untuk seluruh tim. Tiga kemenangan sungguh keren, kita mau itu hari ini dan ini adalah kesempatan terakhir untuk mendapatkan hasil bagus dengan tim yang kita miliki,” tutur Victor sesaat setelah usai lomba.

Menurutnya, mereka sudah memberikan yang terbaik saat balapan dimulai, apalagi dihiasi dengan kecelakaan yang dramatis. Ada tiga pembalap kami di dalam kelompok breakaway dan akhirnya Campanaerts yang bisa memenangkan lomba ini.

“Kita sangat termotivasi di etape ini. Tim Qhubeka Assos sedang mengalami masa sulit. Sekarang kita memiliki tiga kemenangan yang hebat dari Giro dan ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan sponsor baru untuk tim ini,” yakin Campanaerts.

Egan Bernal (Ineos Grenadiers) masih kokoh sebagai pemuncak klasemen general classification. (Foto: istimewa)

Egan Bernal (Ineos Grenadiers) masih mempertahankan maglia rosa dengan jarak waktu 1 menit 33 detik dari Simon Yates (Team BikeExchange) di klasemen general classification.

Setelah ini, etape 16 berlanjut mulai Senin dan akan menjadi tantangan yang berat karena harus menaklukkan pegunungan Dolomites dengan ada tiga tanjakan dengan total lebih dari 2.000 meter sebelum turun dana finis di Cortina D’Ampezzo.