Berqurban Tebusan dari Api Neraka
Tatkala memasuki tanggal 10 Dzulhijjah, tiada ibadah paling utama selain berqurban. Inilah yang tersurat dalam sabda Nabi Muhammad saw. "Tapi, apa sesungguhnya keutamaan dari ibadah Idul Qurban. Karena, banyak orang Islam menyambutnya. Sayangnya, soal keutamaan ini belum begitu jelas," kata Budiman, warga Pregolan Surabaya, pada ngopibareng.id.
Ustadz Muntaha memberikan jawaban dengan mengutip hadits berikut:
“Tidaklah anak adam beramal dengan amal yang paling dicintai Allah di hari Nahr (Idul Adha) selain mengalirkan darah (berkurban). Sungguh hewan kurban akan datang di hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, kuku-kukunya. Sungguh darahnya akan jatuh di tempat (yang di kehendaki ) di sisi Allah sebelum jatuh di bumi, maka ikhlaskan hatimu dengannya.” (HR. Ibn Majah, al-Hakim, al-Baihaqi dan at-Tirrmidzi, Hasan gharib.)
Beberapa rahasia dan hikmah di balik ibadah qurban, di antaranya adalah tebusan dari api neraka. Menurut Kiai M. Luqmanul Hakim dari Surabaya. Sebagaimana pertama kali disyariatkan kepada Nabi Ibrahim As, ibadah qurban berfungsi sebagai tebusan bagi Nabi Ismail as.
Dalam kitab Misykat al-Mashabih (V/148) dijelaskan, “Sungguh telah mutawatir amal kurban kaum Muslimin sejak masa Nabi saw hingga hari ini, dan kurban juga adalah sunnah Nabi Ibrahim as. Berdasarkan firman Allah SWT : “Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar. (QS. as Shaffhat:107).”
Demikian pula ibadah kurban berfungsi sebagai tebusan bagi pekurban dari api neraka. Dalam Kitab Takhrij al-Ihya’ (II/25), al-Hafizh al-Iraqi memapaparkan, “Dalam kitab ad-Dhahaya karya Abu as-Syaikh dari hadits Abu Sa’id: “Maka bagimu sejak pertama tetesan darah kurban diampuni dosa-dosamu yang telah lalu. Nabi Saw menyabdakannya kepada Fatimah ra, dan sanadnya lemah.
Demikian pula ada hadits yang menjelaskan janji keutamaan kurban. Karenanya, setiap hewan kurban semakin besar dan anggota tubuhnya semakin sempurna, maka semakin sempurna pula tebusanmu dari api neraka.” (adi)
Advertisement