Warga Bulak Banteng Lor Menganggur Akibat Social Distancing
Wabah corona atau Covid-19 membuat warga harus berdiam diri di rumah. Ada imbauan dari pemerintah agar melakukan social distancing. Saling jaga jarak, lalu imbauan bekerja di rumah hingga pembubaran warga yang bergerombol, rupanya berdampak buruk bagi warga Bulak Banteng Lor, Surabaya.
Sebanyak 75 orang di sana mendadak jadi pengangguran. Warga yang mengeluh jadi ‘pengangguran’ itu berasal dari RW 02 dan RT yang berbeda-beda.
Dari penelusuran Ngopibareng.id, warga RT 01 yang bekerja sebagai pedagang jajanan di salah satu sekolah dasar (SD) mengeluhkan kondisi social distancing pada RT setempat. Mereka bingung harus mendapatkan uang dari mana setelah siswa diliburkan hingga dua pekan.
“Ada 10 orang mengeluhkan cara mendapatkan uang. Pekerjaan mereka sudah ditutup karena SD libur. Mereka juga nggak bisa datang di tempat lain karena imbauan di rumah saja,” kata Kohar, RT 01/02 Bulak Banteng Lor, Surabaya pada Jumat 27 Maret 2020.
Kohar pun kebingungan menanggapi keluhan warganya tersebut. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Perintah social distancing langsung dari pemerintah pusat didukung pemerintah provinsi dan kota. Di sisi lain, para pedagang kaki lima tersebut harus dapat duit untuk membayar kontrakan rumah.
Advertisement
Senada dengan warga di RT 01, keluhan yang sama juga disampaikan warga RT 03. Tercatat, ada 20 orang bekerja sebagai tukang ojek online, 10 orang sopir truk, dan 35 orang kuli bangunan. Semenjak ada social distancing mereka menghabiskan waktu di rumah, alias menganggur.
Ya, ini semua dampak dari sepinya pelanggan akibat siswa sekolah diliburkan, dan pekerja juga sebagian besar bekerja dari rumah sehingga tak perlu masuk kantor.
“Tukang ojek mengeluhkan sepinya penumpang, di sini pun banyak warung yang tutup. Kalau sopir truk banyak yang diliburkan. Kuli bangunan banyak yang dipulangkan dari Kalimantan dan Bali. Padahal itu sumber pekerjaan mereka, sekarang mereka nganggur semua” jelas Slamet Riyadi, RT 03/ RW 02 Bulak Banteng Lor, Surabaya.
Dia menambahkan, mayoritas warga di RT 03 yang perempuan mengurus rumah tangga. Mereka mengandalkan penghasilan sang suami.
Menurunnya penghasilan di tengah wabah corona juga dikeluhkan warga di RT 02. Menurut RT setempat, ada sebanyak 50 orang bekerja sebagai kuli bangunan. Selain itu, ada dua orang berjualan sayur di pasar.
“Berdasarkan cerita warga, banyak yang mengeluh. Kalau corona gini kuli bangunan kan bisa nggak dapat proyek buat bangun atau bongkar rumah. Yang jualan sayur penghasilannya menurun” ucap Sugeng, RT 02/ RW 02 Bulak Banteng Lor, Surabaya.
Lebih lanjut, pantuan Ngopibareng.id, akan ada bantuan sembako dari salah satu bank swasta. Ada dua RT setempat yang tengah sibuk mendata warga yang berhak mendapatkan bantuan.
Advertisement