Parlemen Inggris Tolak Brexit
Parlemen Inggris pada Selasa kemarin memilih untuk menolak kesepakatan Brexit, yang semakin mempersulit kepergian bersejarah negara itu dari Uni Eropa (UE).
Anggota parlemen memberikan suara dengan hasil 432-202 untuk menentang kesepakatan yang dicapai antara pemerintah Inggris dan UE setelah debat lima hari.
Hasil pemungutan suara di parlemen itu disebut-sebut sebagai simbol kekalahan terburuk pemerintah dalam sejarah modern Inggris.
Perdana Menteri Theresa May sebelumnya menyerukan kepada para anggota parlemen untuk mendukung usulannya atau berisiko "mengecewakan rakyat Inggris." Kini Theresa May memiliki tiga hari duduk untuk kembali ke parlemen dengan "Rencana B".
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret.
Pemimpin buruh Jeremy Corbyn mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah menyusul kekalahan itu. Mosi akan diperdebatkan di dewan perwakilan rakyat (house of commons) pada Rabu waktu setempat.
Dalam pembelaan di menit terakhir menjelang pemungutan suara, Perdana Menteri May mengatakan pemungutan suara yang dilakukan para politisi akan menjadi sejarah dalam karier politik mereka.
Dia mengatakan keputusan itu akan menentukan Inggris selama beberapa dekade mendatang.
Brexit adalah kependekan dari "British exit", keluarnya Inggris dari organisasi kerja sama regional Uni Eropa.
Uni Eropa adalah wadah kerja sama politik dan ekonomi 28 negara Eropa. Semua negara di blok ini sepakat bahwa warga negara dengan mudah tinggal dan bekerja di semua negara anggota.
Anggota Uni Eropa terdiri dari Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Siprus, Denmark, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Republik Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Romania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.
Inggris bergabung dengan Uni Eropa, ketika itu bernama Masyarakat Ekonomi Eropa, pada 1973. (an/afp)
Advertisement