SMP Swasta di Surabaya Sepi Murid 4 Tahun Terakhir, Opsi Merger
Pemkot Surabaya bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta sepakat untuk menggabungkan atau merger SMP swasta. Selama empat tahun sekolah tersebut tidak mendapatkan murid baru. Solusi ini untuk permasalahan 90 persen sekolah SMP swasta di Surabaya yang kekurangan murid.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, sebelum melakukan merger sekolah SMP swasta, pihaknya akan memberikan pendampingan terlebih dahulu selama dua tahun. Bila hasil setelah pendampingan sama, maka merger dengan sekolah lain akan dilakukan sebagai solusi.
"Kami dampingi, kalau toh tidak ada lagi, nanti kita akan berbicara dengan swasta. Karena kasihan, kalau sekolah ini tidak dimerger, muridnya dua atau tiga, terus bagaimana operasional sekolah ini. Tapi bukan berarti (2023) dia tidak dapat murid, karena jika ditarik 4 tahun ke belakang pun, jumlah (muridnya) tetap sama," papar Eri Cahyadi dalam pertemuannya dengan MKKS di Balai Kota, Selasa, 25 Juni 2023.
Dari data yang dihimpun, saat ini ada sekitar 10 SMP swasta di Kota Surabaya yang sepi peminat selama empat tahun belakangan ini. Pemkot Surabaya bersama MKKS SMP swasta pun sepakat untuk melakukan evaluasi terhadap sekolah yang sepi peminat tersebut.
"Kita coba berikan kesempatan, kita sepakat dengan MKKS dua tahun ke depan kita lihat jumlah muridnya seperti apa, sambil dia (sekolah) menaikkan kemampuannya. Kalau misalnya (dua tahun ke depan) sudah tidak bisa lagi, ya sudah," katanya.
Sebelumnya, Eri Cahyadi mengatakan, Tahun Ajaran 2023/2024 ini ada sekitar 17.044 anak yang diterima masuk SMP Negeri Surabaya. Sedangkan yang masuk SMP swasta, jumlahnya sekitar 17.146 anak. Jumlah siswa yang diterima SMP Negeri ini turun selama dua tahun terakhir.
"Jika tahun-tahun sebelumnya, SMP Negeri itu bisa menerima sampai 20.000 siswa pada 2021. Terjadi penurunan 19.000 siswa di tahun 2022," sebutnya.
Hal ini juga mengikuti peraturan Menteri Pendidikan yang mengatur terkait jumlah maksimal rombongan belajar (rombel), sehingga tidak semua lulusan SD bisa diterima di SMP Negeri.
Oleh sebabnya, ia menegaskan, SMP swasta di Kota Surabaya tidak kekurangan murid meski banyak peminat yang ingin masuk ke sekolah negeri. Sebab, SMP Negeri di Surabaya pada 2023 ini menerima 17.044 siswa. Sedangkan SMP Swasta sudah tercatat menerima 17.146 siswa.
"Nah, ada 4.000 anak yang lulus (SD) yang belum kita ketahui, tapi ini biasanya mondok (pondok pesantren). Nah, ini nanti kita akan lihat," ujarnya.
Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya, Erwin Darmogo menyatakan, pihaknya bersama pemkot akan menelusuri 4.000 lulusan SD di Surabaya yang belum masuk ke SMP negeri maupun swasta. Dari jumlah lulusan itu jika tidak diterima ke SMPN, maka pilihannya masuk ke SMP swasta.
"Seperti arahannya Pak Wali, bagi yang belum masuk sekolah (negeri), monggo (silakan) memilih sekolah swasta yang sesuai dengan kemampuannya dan juga kebutuhan anaknya," kata Erwin Darmogo.
Sementara terkait dengan adanya SMP swasta yang jumlah muridnya sedikit, pihaknya menyatakan telah meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan pendampingan. Baik itu pendampingan dari segi mutu pendidikan sekolah maupun terkait pembiayaannya.
"Tadi disepakati kira-kira dua tahun ke depan, kalau tidak menunjukkan perubahan berarti, bisa di-merger. Tapi tentunya itu melalui proses semuanya, harus ada komunikasi, baik antara Dispendik dengan MKKS, sekolah, juga yayasannya," tandasnya.
Advertisement