Rumah Sakit di Jateng Diminta Berhitung Kebutuhan APD
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh rumah sakit di Jateng menghitung segala kebutuhan yang diperlukan. Apabila ada kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), virus transport media (VTM), masker dan lainnya, pihak rumah sakit serta bupati dan wali kota diminta berkomunikasi dengan pemerintah provinsi.
"Nanti kami akan ikhtiar mencarikan dengan cara berkomunikasi ke pusat atau mencari pabrikannya. Saya minta seluruh rumah sakit di Jateng disiplin komunikasi. Jangan teriak-teriak kurang dan membuat masyarakat khawatir," tandasnya.
Ganjar memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Jateng akan bertambah. Hingga Minggu, 22 Maret 2020 pukul 16.05 WIB, jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 15 orang.
Sebanyak 12 pasien dirawat di RS Dr. Moewardi Solo (4), RS Dr. Kariadi Semarang (4), RS Tidar Magelang (1),
Rumah Sakit Wongso Negoro Semarang (1), RSUD Kraton Pekalongan (1), dan RS Margono Purwokerto (1).
Adapun 3 orang lainnya meninggal di RS Dr. Moewardi Solo (2) dan RS Dr. Kariadi Semarang (1).
"Ada penambahan satu pasien positif corona di Solo. Sekarang dirawat di RSUD Moewardi Solo, pasien laki-laki. Dia positif Covid-19 setelah melakukan kontak dengan pasien yang dirawat di RSUD Margono Kabupaten Banyumas," kata Ganjar.
Adapun jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Jateng terus bertambah menjadi 2.416 orang. Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 196 orang.
Ganjar menegaskan tidak tinggal diam dengan kondisi yang ada. Bahkan pagi tadi, seluruh jajaran Pemprov Jateng menggelar rapat untuk mencarikan solusi atas persoalan ini.
"Hari Minggu kami tetap rapat dan mencari solusinya. Kami tidak tinggal diam dan akan terus berusaha semampu kami," tegasnya.
Tracking
Tidak hanya persiapan rumah sakit, Ganjar juga meminta seluruh bupati/wali kota di Jateng terus melakukan tracking. Ini harus dilakukan secara serius untuk menanggulangi penyebaran yang ada.
"Saya minta kawan-kawan bupati/wali kota serius melakukan penelusuran. Masyarakat juga kami minta terbuka menyampaikan informasi kepada kami, apabila pernah melakukan kontak dengan pasien yang positif itu," ucapnya.
Bupati/wali kota lanjut Ganjar juga harus terus melakukan tindakan preventif sampai ke tingkat bawah. Mereka diminta melibatkan unsur pemerintahan sampai tingkat bawah seperti RT/RW, lurah, camat, kelompok PKK, dasa wisma hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat.
"Tidak boleh tinggal diam, harus bergerak melakukan langkah preventif agar masyarakat sadar sadar akan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari penularan virus corona," pungkasnya.
Advertisement