Program Bayi Tabung Solusi Bagi Pasangan Alami Kesulitan Hamil, Simak Biaya Totalnya
Kesulitan hamil atau infertilitas menjadi salah satu permasalahan yang banyak dialami pasangan suami istri. Kondisi ini bisa disebabkan kelainan pihak istri, suami atau keduanya. Solusi yang bisa dilakukan pasangan yang mengalami kesulitan hamil adalah mengikuti program bayi tabung atau in vitro ferilisasi (IVF).
Program bayi tabung ini dikupas tuntas dalam seminar Awam bertajuk ‘Mengatasi Kesulitan Hamil Secara Tuntas’. Edukasi kesehatan ini digelar RSIA Ferina, Surabaya, di Hotel Aston, Banyuwangi, Minggu, 13 April 2025. Sedikitnya 75 orang mengikuti kegiatan ini.
Sebagai narasumber dalam seminar ini ada Dr. dr. Ashon Sa'adi Sp.OG(K) dan ahli program bayi tabung, dr. Aucky Hinting PhD, Sp.And(K) dan di pandu dr. Taufiq Hidayat, MKes, Sp.And(K),FISQua sebagai moderator.
Ashon Sa'adi mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan informasi terkait dengan kesehatan reproduksi khususnya bagaimana IVF atau bayi tabung diselenggarakan. Agar pendidikan terkait IVF dapat lebih diterima oleh masyarakat dengan seutuhnya dan benar.
“Edukasinya, kalau ada peluang jangan sampai terlambat,” jelasnya.
Dokter Aucky Hinting PhD, Sp.And(K) mengatakan, seminar ini semacam roadshow untuk mengedukasi masyarakat. Lokasi yang dipilih didasarkan jumlah terbanyak masyarakat yang menginginkan program bayi tabung.
Dia menjelaskan, timnya sudah melaksanakan program bayi tabung lebih dari 19.300 kali sejak tahun 90-an. Tahun ini akan mencapai yang ke-20 ribu. Salah satu pasien dari Banyuwangi yang ditangani tahun 90-an, sekarang sudah ada yang sekolah dokter.
Dia menyebut, banyak orang mengira kesulitan hamil selalu dari faktor istri. Padahal, kata Dia, dari separuh jumlah orang yang belum punya anak itu disebabkan sperma yang tidak bagus. Persentasenya, 35 persen faktor istri, 25 persen faktor suami, dan 25 persen faktor suami dan istri. Menurutnya, pengobatan sperma itu kadang jauh lebih sulit dari pengobatan wanita.
Kesulitan hamil ini beragam penyebabnya. Ada yang sudah diobati tapi belum bisa sembuh, ada yang belum diobati tapi cadangan spermanya sudah terlalu sedikit, ada juga yang disebabkan kelainan genetik.
Dengan kondisi tersebut pasangan memerlukan bayi tabung. Dengan program bayi tabung, dilakukan pengobatan secara tuntas. Sebab, biasanya orang yang tidak bisa memiliki anak setelah gagal melakukan pengobatan akan berhenti berusaha.
“Jadi dari sisa yang tidak bisa diobati itu kita lakukan bayi tabung,” katanya.
Dalam sekali program bayi tabung ini kemungkinan hamil kira-kira 50 persen. Jika dilakukan lebih dari satu kali, kemungkinan hamilnya jauh lebih besar. Biasanya, satu pasangan yang gagal pada program pertama akan dilakukan hingga tiga kali. Total biaya sekali program bayi tabung antara Rp60-Rp80 juta. Bergantung jenis obat suntik dan sebagainya.
“Di luar orang menganggap bayi tabung itu diatas Rp100 juta,” ungkapnya.
Bayi tabung ini pertemuan antara sel telur dan sperma dilakukan di luar tubuh. Orang yang spermanya jelek, akan diobati sampai didapatkan sperma yang baik untuk disuntikkan ke sel telur agar menghasilkan embrio. Untuk satu sel telur hanya memerlukan satu spermatozoa.
“Hanya embrio yang bagus yang kita masukkan ke dalam rahim,” tegasnya.
Untuk mengikuti program bayi tabung ini dianjurkan dilakukan pada pasangan yang usianya masih muda. Semakin muda, kemungkinan hamil semakin besar. Usia di bawah 30 tahun, kemungkinan hamil bisa mencapai 60 persen.
“Kalau umurnya di atas 40 tahun mungkin cuma 20-30 persen (kemungkinan hamilnya),” pungkasnya.
Advertisement