Driver Tolak Wacana Pelarangan BBM Subsidi untuk Ojol
Pemerintah Pusat berencana melarang ojek online (ojol) untuk menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rencana tersebut mendapat berbagai komentar yang berlawanan dari pengemudi ojol.
Adit salah satu driver ojol asal Sidoarjo mengatakan, kebijakan tersebut apabila diterapkan tentu akan memberatkan. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan semakin besar.
"Sebenarnya berat juga, kan ongkos nambah, beban nambah, potongan aplikator tetap penghasilan jadi kurang tapi pengeluarannya tambah banyak," kata Adit kepada Ngopibareng.id.
Terkait statemen Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang mengelompokkan ojol sebagai pelaku usaha sehingga tidak diperbolehkan pakai BBM subsidi. Ia mengatakan, ojol tidak bisa disamakan seperti pelaku usaha besar.
"Kan katanya Pak Bahlil pelaku usaha kita jadinya, pelaku usaha tidak usah disubsidi. Nah, kita usaha kecil banget bukan yang besar-besaran, masih wajar kalau disubsidi menurut saya ojol. Harusnya diperbolehkan pakai pertalite," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dedik pengemudi ojol asal Surabaya yang menilai kebijakan tersebut akan memberatkan jika diberlakukan. Kecuali, pemerintah ada upaya lain untuk meringankan beban ojol.
"Tidak setuju karena Pertamax mahal penghasilan dari ngojek pasti menurun. Padahal kebutuhan banyak. Kecuali ada harga khusus bagi ojol bisa Pertamax tapi harga khusus," kata Dedik.
Diberitakan sebelumnya, Wacana larangan konsumsi Pertalite untuk ojek, termasuk ojek online atau ojol, dilontarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh Bahlil karena ojek menggunakan BBM untuk kebutuhan komersial.
"Ojek dia kan pakai untuk usaha. Ojek itu alhamdulillah, kalau motor itu motor punya saudara-saudara kita yang bawa motornya. Tapi sebagian kan juga punya orang yang kemudian saudara-saudara kita yang bawa itu dipekerjakan. Masa yang kayak gini disubsidi," kata Bahlil, pada 27 November 2024.
Advertisement