Akan Direlokasi, Pedagang Oleh-oleh di Alun-alun Probolinggo Demo
Sejumlah pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Toko Oleh-oleh Haji dan Umrah berdemonstrasi di depan Masjid Agung Raudlatul Jannah, Kota Probolinggo, Jumat, 13 Juni 2025. Mereka mengaku, enggan akan direlokasi ke kawasan Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL), Jalan Basuki Rahmad, Kota Probolinggo.
"Komoditas yang kami jual berkaitan dengan kebutuhan jemaah masjid, juga oleh-oleh haji dan umrah. Kalau dipindah ke TWSL jelas tidak cocok," kata Ketua Paguyuban, Bambang Suwoto.
Karena itu Bambang meminta kepada Pemkot Probolinggo agar mereka tidak direlokasi ke tempat yang jauh dari masjid di Jalan Agus Salim, Kota Probolinggo.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Rivo Alfadani. "Saya berjualan kurma, mosok mau dipindah di dekat kebun binatang mini atau TWSL, gak nyambung kan," ujarnya.
Rencana relokasi sebanyak 10 toko oleh-oleh itu disampaikan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo. Intinya semua toko akan dibongkar terkait proyek revitalisasi Alun-alun Kota Probolinggo.
Bambang mengaku, telah menyampaikan aspirasi para pedagang kepada DKUP. "Namun belum ada tanggapan. Kami khawatir karena tanggal 21 Juli alun-alun akan dipagari karena proyek mulai dikerjakan," katanya.
"Kami ingin mengadu kepada Walikota Probolinggo, namun belum ada respons," tambah Bambang.
Berdasarkan catatan, 10 kios di depan Masjid Agung dibangun semasa Walikota HM. Buchori. Saat itu walikota dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) itu terinspirasi keberadaan Pasar Seng di kawasan Masjidil Haram, Mekkah.
Akhirnya, 10 kios itu dibagi-bagikan kepada ormas Islam untuk ditempati berjualan.
Advertisement