Merawat Mesin Tua, Merawat Kesetiaan

Ekonomi dan Bisnis

Sabtu, 25 Maret 2023 15:30 WIB

Suara bising muncul dari bengkel yang berada di bawah tanah. Tampak, belasan teknisi mengutak-atik onderdil yang bekerja di antara pilar-pilar besi, jaringan pipa ukuran 20 inci di ruang lebar. Palu dan juga gergaji besi melengkapi kebisingan pada siang hari di waktu zuhur. Beberapa menit ke depan, suara sirene menggema, pertanda waktu istirahat. Puluhan orang tampak keluar dari tempat kerjanya.

Ruang lebar beratap seng, untuk menyimpan pelbagai jenis mesin produksi tebu dan gula, adalah aset Pabrik Gula (PG) Lestari. Lokasi pabrik tebu yang didirikan era kolonial Belanda tahun 1909 ini, berada di Desa Ngrombot, Kecamatan Patianrowo, atau arah timur sekitar 28 kilometer dari Kota Nganjuk, Jawa Timur.

Lokasi ruang gudang mesin itu berada di sebelah kanan pintu masuk PG Lestari. Memasuki ruang, tampak kiri-kanan mesin-mesin dengan jenis dan fungsinya. Ada dua cerobong asap, ada bak besar atau pon yang bisa menampung nira (air gula) sebanyak 200 kuintal atau 20 ton. Ada mesin konveyor, yaitu alat sederhana yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk angkut tebu kiriman petani.

Kemudian ada mesin hampa udara atau mesin vakum yang dibuat pengolahan nira (air tebu) untuk proses pemanasan mengurangi kadar airnya. Di antara jaringan pipa besi besar menempel emblem (pengenal-logo) tulisan timbul terbaca Fuenoord Rotterdam tahun 1928, sebuah kota industri ketika itu dan kini lebih dikenal dengan klub sepakbola Feyenoord, di Negeri Belanda.

”Jadi ini adalah mesin-mesin tua yang sudah berumur, di era orang tua kita atau bahkan kakek-nenek kita. Dan di tempat ini, alat-alat tua itu masih kita pakai dan tetap setia merawatnya,” tegas tim teknis PG Lestari, Wakhid Aunu Rofik pada Ngopibareng.id, Rabu 21 Desember 2022.

Salah satu workshop untuk perawatan mesin Pabrik Gula Lestari. (Foto: Facebook Pabrik Gula Lestari)
Salah satu workshop untuk perawatan mesin Pabrik Gula Lestari. (Foto: Facebook Pabrik Gula Lestari)
Salah satu mesin di Pabrik Gula Lestari (Foto: Facebook/Pabrik Gula Lestari)
Salah satu mesin di Pabrik Gula Lestari (Foto: Facebook/Pabrik Gula Lestari)

Mesin Giling Sederhana Kualitas Gula Super

Wakhid Aunu Rofik, menjelaskan, mesin tua untuk penggilingan tebu yang kemudian diproses menjadi gula, adalah alat berteknologi sederhana. Untuk merawatnya, butuh ketelitian, kesabaran dan juga kreatif dan inovatif.

Dicontohkan, lanjut Wakhid Aunu Rofik, proses penggilingan dimulai dari tebu yang digiling di stasiun penggilingan awal, yang menghasilkan air nira (air tebu mentah) atau NM. Selanjutnya masuk di stasiun pemurnian dan menghasilkan nira encer alias NE.

Proses dari NE, kemudian masuk di stasiun penguapan yang kemudian dikenal dengan nira kental (NK). Dari nira kental ini selanjutnya masuk ke stasiun masakan atau massecuite yaitu kristal gula yang masih mengandung lapisan-lapisan setrup di sekelilingnya.

Kristal gula dalam massecuite dipisahkan dari setrup dengan memanfaatkan gaya sentrifugal (menjauhi pusat pusaran).”Di proses ini, butuh pengalaman untuk pengoperasian mesin,” tegas Abah Wakhid, panggilannya.

Kemudian, dari stasiun pemasakan ini, bahan baku gula masuk di stasiun putaran yang menghasilkan gula A/C/D atau gulavit Pir. Adalah gula pasir kristal putih asal tebu dengan vitamin A atau C dan D. ”Gula dengan warna normal cerah yang manis rasanya,” tandas Abah Wakhid.

Setelah memproduksi gula A/C/D, masuk di stasiun pengemasan. Kemudian keluar dengan produksi gula dengan istilah SHS atau Superium Hoofd Suiker atau gula kepala kelas super. ”Itu proses yang terakhir,” imbuhnya.

Menunggu Peningkatan Produksi

Produksi Pabrik Gula (PG Lestari, Nganjuk, salah satu yang menjadi andalan PTPN X yang kini pengelolaannya ditangani PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang membawahi 36 pabrik gula milik pemerintah. Kapasitas mesin giling tebu PG Lestari bisa mencapai 3600 ton tebu per harinya.

Namun, tingginya kapasitas mesin giling tebu tak berbanding lurus dengan kondisi mesin PG Lestari yang sebagian besar peninggalan Belanda. Dengan kondisi mesin tua, ada upaya revitalisasi mesin giling tebu di perusahaan ini.

Menurut General Manajer PG Lestari Abdul Aziz Purmali, upaya revitalisasi mesin giling tebu tentu saja ditunggu. Karena dengan kondisi mesin tua perlu ada pembaruan mesin-mesin sehingga memacu produksi gula. ”Ya, tentu kita tunggu revitalisasi mesin giling tebu,” ujarnya.

Abdul Aziz mencontohkan, revitalisasi mesin giling tebu di PG Djombang Baru pada tahun 2014 silam. Di mana kapasitas giling tebu awalnya hanya 2000 ton tebu per harinya, meningkat menjadi 2500 ton tebu per harinya. “Jadi jika memungkinkan kita berharap ada revitalisasi mesin giling di PG Lestari,” tandasnya saat di kantornya beberapa waktu lalu.

Meski demikian, pihaknya bersyukur, meski dengan mesin tua, kapasitas mesin giling tetap bisa diandalkan. Itu karena tim maintenance atau perawatan punya kemampuan dan kreativitas yang tinggi untuk mesin tua.

Misalnya, untuk perawatan mesin, waktunya dibagi dengan masa produksi alias giling tebu. Jadi, selama 12 bulan, rinciannya, waktu giling tebu butuh waktu sekitar 3 bulan. Sisanya sebanyak 9 bulan praktis untuk perawatan.

”Alhamdulillah, selama proses penggilingan kendala kerusakan mesin relatif bisa teratasi,” tandasnya.

Tim Editor

Sujatmiko

Reporter

Amir Tejo

Editor

Berita Terkait

Rabu, 27 Maret 2024 19:22

Kemendag Ungkap Sebab Naiknya Harga Daging Ayam

Selasa, 26 Maret 2024 09:58

Ramadan, DKPP Kota Kediri Awasi Harga Kebutuhan Pokok di Pasar

Senin, 25 Maret 2024 22:28

Apindo Jatim Dorong Pengusaha Patuhi Aturan Pencairan THR

Senin, 25 Maret 2024 18:49

Lebaran, Kereta Ekonomi New Generation Diluncurkan di Malang

Bagikan Berita :