Advertisement
Singkat Kata Menulis Berita

Bertemu wartawan senior seperti Cak Arif Afandi, berkah tersendiri. Apalagi sempat diberi petuah seputar dunia jurnalistik. Meskipun pelatihan ini (Pelatihan Internet Sehat dan Jurnalis Medsos, Auditorium-Telkom Surabaya, 30/1/17) ditujukan buat siswa saya, toh saya pikir berguna pula. Sebab, di sekolah juga bergelut dengan dunia itu.
Satu lagi point plusnya, yakni bonus foto bareng ketika mantan wakil walikota Surabaya tersebut hendak cabut dari area. Hasil jepretan yang ala kadarnya ini sila tengok di instagram (promo) @penyair_amatir.
Lalu bagaimana tips menulis berita ala Cak Arif Afandi? Saya pikir lebih suka baca tulisannya ketimbang cara presentasi Beliau. Wkwk. Berikut ini kurang lebih sama dengan (menurut saya) apa yang Beliau sampaikan.
Menulis berita perlu rumus. Istilah kerennya, perlu formula. Baik itu di media cetak maupun elektronik. Dalam tulisan ini, akan difokuskan pada media elektronik, baca: media digital.
Formula paten untuk berita yakni minimal terdapat ADIKSIMBA. Apa, dimana, kapan, siapa, dan bagaimana. Ada itu saja, sudah baguslah. Bagus di sini, untuk kategori berita yang menginformasikan suatu peristiwa.
Lalu, judul. Yah, kadang saya lebih mumet bikin judul ketimbang menulis isi berita. Sebab, dari judul lah, biasanya tulisan kita akan diganyang pembaca. Bisalah kita cermati, di media bagaimana judul itu harus provokatif. Saya bilang ke anak-anak turcham, rumus judul itu harus seksi dan menggigit. Yang bagaimana itu? Saya biasanya tidak memberi contoh, tapi mereka yang saya suruh mbuat judul lalu saya dikomentari. Sila dicek di www.turcham.com. untuk urusan judul, saya agak nyinyir.
Berikutnya, nama penulis. Untuk berita, dapat disertakan inisial nama kita. Cukup dua atau tiga huruf. Perlu, sebagai penanda dalam redaksi. Kalau nama lengkap, itu pada jenis berita investigasi, feature.
Namun yang terpenting dari itu, langsung menulis adalah jalan terbaik. Toh percuma paham teori berenang, namun ketika di kolam renang gagu. Sebab hanya pandai berteori. Di kelas, saya selalu bilang, cara cepat menulis adalah menulis. Bukan berpikir atau menunggu mie pangsit (wangsit) tiba.
Selamat mencoba. Menulislah.
--
30/1/17
Surabaya
Advertisement
Advertisement