RI-Kazakhstan: Jalin Kerjasama Sains, Teknologi, Kerukunan Beragama dan Perekonomian

Astana-Kazakhstan-wapresri.go.id. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan bahwa misi utama kunjungan ke Kazakhstan adalah menghadiri Koferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) dan bagaimana meningkatkan hubungan bilateral dengan Kazakhstan.
“Pertama misi utama kita kan menghadiri summit daripada KTT OKI yang khusus membicarakan sains dan teknologi. Yang kedua ialah bagaimana meningkatkan hubungan dengan Kazakhstan ini,”ucapnya kepada jurnalis usai KTT OKI di Astana Senin 11/9.
Dalam keterangan persnya, Wapres telah menemui semua pemimpin termasuk dengan ketua senat. “Pemimpin disini sangat terbuka,” kesannya.
Wapres menilai, Indonesia dengan Kazakhstan banyak kemiripannya seperti penduduknya 70 persen mayoritas Islam moderat yang dapat menjaga kerukunan dan damai. “Dari situ ingin bekerja sama dengan kita, justru tadi dia mengundang kalau perlu datang ke Indonesia mengundang Presiden atau saya untuk menghadiri pertemuan antar agama disini,” terangnya.
Hal lain yang disampaikan Wapres adalah soal pemindahan Ibu kota Kazakhstan dari Almaty ke Astana pada tahun1997, sebuah kota modern baru di sebelah utara Almaty. Yang menarik dari pemindahan, dilakukan ketika sedang krisis ekonomi.
“Dia pindah pada saat susah, Ekonomi Rusia susah, harga minyak turun, dan dia mulai disitu, Jadi sebenarnya membuat Ibukota ini Stimulus Fiskal (meredam dampak krisis global yang mengancam perekonomian domestic), disamping tujuannya memindah Ibukota tetapi Stimulus akan terjadi pembangunan di Kazakhstan ini. Itu hal yang bisa kita lihat bagaimana mereka tumbuh seperti itu,” jelasnya.
Soal pembicaraan tentang sains dan teknologi, menurut Wapres, secara konseptual itu baik sekali namun pelaksanaannya harus di jaga oleh rektor. “karena ujungnya nanti lebih banyak bekerjasama dengan Universitas kalau berbicara Sains dan Teknologi atau bekerjasma dengan industry,”imbuhnya.
Lebih lanjut Wapres mengungkapkan bahwa negara-negara Islam yang menonjol di Bidang Sains dan Teknologi tidak banyak, diantaranya cuma Iran, Turki, Indonesia, Mesir, dan Malaysia. Untuk itu perlu berjuang keras untuk memperbaiki sehingga Indonesia bisa naik peringkatnya. “Perlu berjuang keras untuk memperbaiki peringkat kita baik peringkat secara ukuran-ukuran di lembaga Internasional dan juga ukuran OIC,” pungkasnya.

Advertisement