Rekan Tni Seangkatan Ungkap Borok Prabowo
Kali ini yang membongkar adalah rekan seangkatan Prabowo sendiri semasa di Akabri, yaitu Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi. Hal itu disampaikan oleh Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi.
Sebagai teman seangkatan Prabowo Subiyanto di Akabri (Nomor Akademi 70), ia mengaku heran bagaimana mungkin Jokowi Widodo yang lulusan Faktultas Kehutanan justru lebih menguasai bidang pertahanan daripada Prabowo.
“Prabowo kembali mempermalukan TNI, karena ternyata tidak mengetahui bahwa di seluruh dunia, yang digunakan dalam menyusun rencana pertahanan adalah ‘Hakikat Ancaman’ yang bakal dihadapi sebuah negara,” kata mantan Aster Kasad ini dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (31/3).
Ia menerangkan, 'hakikat ancaman' itu sendiri adanya di perkiraan intelejen strategis baik jangka pendek, menengah dan panjang.
Oleh karena itu, di setiap kedutaan besar negara manapun dilengkapi dengan atase pertahanan dari ketiga angkatan.
Advertisement
“Sehingga dasar penyusunan hakikat ancaman benar-benar valid, sama sekali bukan asumsi apalagi halusinasi. Merekalah Badan Pengumpul Keterangan yang resmi dibiayai negara," terangnya.
Menurut Saurip, Capres nomor urut 01 justru mengetahui bahwa perang zaman sekarang bukan lagi adu kekuatan persenjataan seperti perang zaman old. Tetapi perang asimetris yang intinya adalah bagaimana memmengaruhi rakyat negara lawan melalui perubahan mindset.
Negara lain pun, lanjut Saurip, telah mengubah konsep pertahanan mereka.
Bahkan Amerika Serikat (AS) juga sudah menutup sejumlah pangkalan militernya di negara lain.
Kemudian perihal besaran anggaran, menurutnya Prabowo juga keliru apabila membandingkan besaran anggaran militer Indonesia dengan Singapura. Pasalnya luas wilayah Singapura hanya sebesar Kabupaten Brebes.
"Dengan luas wilayah yang kecil, tidak lebih dari Kabupaten Brebes, tapi menguasai kekuatan ekonomi kawasan melalui jasa finansial dan perdagangan, maka tidak ada pilihan, Singapura harus mempunyai keunggulan dibidang militer. Karena dengan satu sorty pengeboman saja, Singapura akan habis,” ungkapnya.
Jadi, menurut Saurip, nampaknya Prabowo harus belajar lagi perihal pertahanan dan keamanan yang terbaru sesuai zaman now.
"Kalau perlu, melalui 'bimbingan belajar," kata Saurip.
Kemudian mengenai Capres Nomor 02 yang mengaku bahwa dia lebih TNI dari TNI, Saurip mengatakan bahwa Prabowo merupakan perwira tinggi TNI yang dipecat karena berinisiatif melakukan penculikan sejumlah aktivis.
"Karena pak PS (Prabowo) adalah perwira tinggi bintang tiga dan lagi menantu Pak Harto, ya saru kalau digunakan istilah dipecat, maka dihadapkan pada kondisi riil saat itu, penggunaan istilah diberhentikan sungguh sangat bijak," tandasnya.
Ditanya tentang siapa yang bakal tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 17 April 2019 mendatang, Saurip Kadi mengingatkan segenap Keluarga Besar TNI (KBT) bahwa menggunakan Hak Pilih adalah HAM.
Tapi sebelum segalanya terlambat, terkhusus kepada para pensiunan prajurit TNI dan terlebih mantan elit TNI utamanya mantan Panglima TNI dan KS Angkatan serta petinggi TNI yang ada di BPN Paslon 02 bahwa sampai ajal menjemput, para pensiunan mempunyai kewajiban untuk menjaga kehormatan, derajat dan martabat TNI.
"Apa yang kita cari di hari tua? Haruskah para pensiunanan tega membiarkan TNI kembali menanggung aib, karena prajurit TNI harus menghormat dengan sangkur terhunus kepada mantan petinggi TNI yang berhenti dari dinas aktif, karena dipecat? Naudzu billah mindalik" ujar Saurip Kadi lagi.
Sementara itu kepada segenap anak bangsa, Saurip Kadi menyerukan bahwa Pemilu bukan Perang. Pemilu tak lebih untuk memilih Capres dan program untuk 5 tahun ke depan. Sumber : https://www.prabowoundercover.com/2019/04/rekan-tni-seangkatan-ungkap-borok.html
Advertisement