Advertisement
Rapat Lanjutan Pembangunan Rumah Sakit di Myanmar

26/7/2017
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memimpin rapat rencana bantuan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar, di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara Jakarta, Rabu 26/7.
Dalam rapat tersebut, Wapres menerima laporan kemajuan progres Pembangunan yang telah disrpakati pada rapat sebelumnya ( rapat 17/3/2017).
Mengawali laporannya, Idrus M. Alatas menyampaikan bahwa lokasi pembangunan rumah sakit berada di belakang rumah sakit yang ada saat ini, dengan luas tanah sebesar 1,5 Ha dan merupakan lahan pemerintah Myanmar. Rumah sakit ini nantinya akan seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Indonesia.
Keberadaan rumah sakit ini akan menggantikan rumah sakit yang sudah ada di Mrauk karena kondisi rumah sakit yang ada sangat memprihatinkan terangnya.
Selanjutnya ia menyampaikan bahwa kualitas air menjadi kesulitan di Mrauk, Myanmar karena jenisnya yang asin (salty water) serta tidak adanya listrik sehingga dalam pengoperasian rumah sakit nantinya akan menggunakan genset.
“Rencana akan dibangun penampungan air hujan yang akan dilapisi bio membran agar tidak tercampur air tanah jelasnya.
Advertisement
Menyimak penjelasan MER-C, Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya menyampaikan apresiasi kepada Wapres karena dilibatkan dalam pembangunan rumah sakit dan menyatakan komitmennya untuk turut berperan dalam pembangunan.
Tugas utama kami adalah berlomba-lomba berusaha berbuat baik untuk kepentingan bersama ungkap Hartati.
Plh. Ketua Umum PMI Ginanjar Kartasasmita menyampaikan bahwa keterlibatan PMI dalam pembangunan rumah sakit di Myanmar menunjukkan bahwa kegiatan PMI tidak sebatas di Indonesia saja. Pada kegiatan yang lalu PMI juga sudah menyalurkan bantuan ke Filipina, Jepang, dan terakhir Malawi. "Rumah sakit ini akan dibangun kemudian manajemennya akan diserahkan kepada pemerintah Myanmar", jawab Idrus saat Ginanjar menanyakan pengelolaannya setelah selesai pembangunannya nanti.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) M. Fachir turut menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang kesinambungan dengan misi yang ingin dikedepankan adalah misi kemanusiaan.
Ini adalah usaha bersama antara pemerintah dengan elemen masyarakat. Pendekatan ini sudah menjadi pola, dan kedepannya mungkin tidak hanya rumah sakit tapi bisa dalam bentuk yang lain, jelas Fachir.
Dalam arahannya, Wapres mengapresiasi atas dukungan lembaga-lembaga yang turut berpartisipasi.
Cuma Indonesia yang dapat diterima disini (Myanmar-red) karena kita dianggap lebih netral, (ini menunjukkan) Indonesia diterima diterima dengan tangan terbuka tutur Wapres.
Dijelaskan pula oleh Wapres bahwa rumah sakit ini dibangun di wilayah perbatasan masyarakat yang beragama Islam dan Budha, hal ini dimaksudkan agar keduanya dapat menikmati fasilitas secara bersama-sama, dan terjadi pertemuan antara kedua umat beragama ini.
Kita harap dalam jangka panjang kita tetap melakukan supervis, misal (dengan) kirim dokter muslim dan budha kesana (secara bergantian) pungkas Wapres.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) M. Fachir, Plt. Dirjen Multilateral, Kemenlu Salman Al Farisi, Plh. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Ginanjar Kartasasmita, Ketua Umum Walubi Hartati Murdaya, Ketua Dewan Penyantun Walubi Murdaya POO, Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Jose Rizal Jurnalis, Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr. Sarbini, Ketua Divisi Konstruksi MER-C Idrus M. Alatas, dan Ketua Tim Pembangunan RSI Myanmar Ichsan Thalib.
Turut mendampingi Wapres Jusuf Kalla dalam rapat Kepala Setwapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi dan Birokrasi Azyumardi Azra dan Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi (Trisita Ridhawati-KIP Setwapres)
Advertisement
Advertisement