Maiyah Kehidupan

Sudah lama saya memendam hasrat untuk menuliskan secarik pengalaman, mengenai sosok yang saya kagumi di Tanah Jawa ini, bil khusus Jawa Timur. Ketika mendengar ada pengajian Mbah Nun, seketika pula saya ingin datang. Waktu itu saya mendapat postingan dari salah seorang teman bahwasanya ada acara Maiyah yang akan dihadiri oleh Mbah Nun. Membayangkan betapa senangnya jika bisa bertemu kembali dengan Mbah Nun, dengan atmosfer yang luar biasa, tanpa membeda-bedakan sekat-sekat kelas, dari yang punya jabatan, masyarakat biasa, mahasiswa, birokrat, semuanya duduk bersama dengan sangat teduh. Saat itu rasanya tak mungkin saya bisa hadir dalam kumpulan masyarakat Maiyah. Karena berlangsung malam hari dan sampai dinihari baru selesai atau bahkan sampai subuh, cuaca juga sedang hujan. Tak punya undangan (saya bukan siapa-siapa, dan bukan orang yang perlu diperhitungkan). Tetapi saya ingin kesana, sekedar meneguk tipis-tipis-tipis hikmah dari setiap tema yang dieksploitasi oleh Mbah Nun dalam Maiyah. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak terduga, jam 11 malam sontak ada teman yang nelpon, yang intinya nawari ngajak berangkat ke Maiyah bareng, kebetulan mereka baru sampai surabaya pada maghrib, mereka dari Yogja yang niatnya ke Surabaya untuk liburan dan kebetulan pas ada acara Maiyah, maka sekali dayung dua pulau terlampau kata mereka, lantas mengajak saya bareng ke TKP bersama teman rombongan lainnya didalam mobil. Kedatangan kami serombongan agak terhambat karena macetnya jalanan surabaya, padahal teman saya yang nyetir sudah ngebut mengendarai mobil. Pas nyampek TKP, luar biasa area Balai Pemuda full dengan lautan manusia. Bahkan kamipun udah tak kebagian tempat untuk sekedar duduk bersila. Terpaksa kami berdiri untuk sementara. Sebelum dapat tempat berduduk bersama. Saya melihat lautan manusia begitu tertib, tertata, semua bisa menempatkan diri dengan baik. Dan kamipun langsung menyimak acara yang baru saja di mulai oleh Mbah Nun. Undangan yang hadir, dari Yang mewakili Gubernur, Birokrat, Para Pejabat Daerah, Ulama Ustadz dan tokoh-tokoh lainnya Kyai, dan masyarakat maiyah baik yang dari kota hingga ke pelosok-pelosok, pokoknya seluruh lapisan masyarakat tumplek blek jadi satu . Melihat kharisma Mbah Nun dari dekat, mengalahkan minat saya untuk bertemu dengan presiden RI 1 yang sekarang. Hehe.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement