Isi Waktu Di Sore Hari Dengan Wawasan Kebangsaan
Selama bulan Ramadhan dan pondok pesantren kilat ditiap-tiap sekolah berlangsung, LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) siswa/siswi kelas 2 (kelas XI) SMKN Semen ,diadakan di Makoramil 03/Mojoroto, dan selama sehari itu juga ,Danramil Mojoroto, Kapten Inf Arifin Effendi memberikan wawasan seputar bagaimana menjadi siswa/siswi yang berperan dalam kehidupan lingkungannya dan bagaimana pengembangan siswa/siswi ketika keluar dari jenjang pendidikan. Pada LDK kali ini, tema “Menjaga Keharmonisan Dan Keselarasan Toleransi” sengaja diusung untuk menyesuaikan kondisi terkini ,guna menghindari segala bentuk gesekan-gesekan akibat perbedaan keyakinan ditengah-tengah lingkungan masyarakat, khususnya yang ada di Kediri, senin (05/06/2017)
Diawal wawasan kebangsaannya, Kapten Inf Arifin Effendi menceritakan seputar kerukunan antar umat beragama yang terjadi di Bali atau tepatnya di Kabupaten Karangasem, dimana di salah satu desanya, terdapat 4 tempat ibadah sekaligus dengan jarak lokasi yang tidak berjauhan. Keempat tempat ibadah itu adalah Pura, Masjid, Gereja dan Vihara, yang menarik adalah di desa ini kemajemukan umat beragama sama sekali bukan menjadi penghalang dalam aktifitas komunikasi satu sama lain.
Setiap Hari Raya Idul Fitri ,bagi yang beragama Islam, akan mendapat ucapan selamat dari mereka yang beragama non Islam, atau ketika Hari Raya Nyepi, bagi yang beragama Hindu, akan mendapat ucapan selamat dari mereka yang beragama non Hindu. Bahkan seringkali dalam perayaan hari besar agama, dirayakan secara bersama-sama oleh warga desa yang berlatarbelakang keyakinan yang berbeda-beda.
Kapten Arifin Effendi juga menjabarkan, bahwa kerukunan antar umat beragama tidak hanya terjadi di jaman sekarang, tetapi di masa kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, bukti-bukti peninggalan sejarah juga menggambarkan ,kerukunan antar umat beragama sudah berlangsung. Sebagai siswa/siswi yang kelak nantinya sebagai penerus bangsa, diharapkan selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, dan toleransi diantara perbedaan keyakinan sangat relevan, karena bangsa ini mengacu pada Bhinneka Tunggal Ika, sebagai dasar pokok tatanan kehidupan sosial masyarakat.
Advertisement