Corporate Life Cycle
Ada perusahaan yang hanya seumur jagung. Ada yang hidup terus eksis lintas abad. Yang seumur jagung dan mati saat ukurannya masih kecil tidak terhitung. Mati saat pendiri belum sempat merekrut karyawan. Atau kalaupun sempat merekrut karyawan jumlahnya relatif sedikit. Yang seperti ini tidak akan masuk radar pemberitaan media. Baik radar media mainstream, media internet, maupun radar para pegiat media sosial.
Yang seumur jagung tetapi mati saat ukurannya sudah besar biasanya akan masuk radar pemberitaan. Heboh dan viral di media sosial sedunia. Contoh yang seperti ini adalah pailitnya start bike sharing OFO dari Tiongkok. Pak Dahlan Iskan pernah menuliskannya. Saya juga menulis disini.
Yang berumur panjang lintas abad bahkan sanggup melawan disrupsi yang brutal banyak sekali. Misalnya adalah Western Union. Perusahaan asal USA ini lahir sebagai perusahaan operator telegram. Lahir dengan membangun jaringan kabel telegram. Ketika muncul teknologi email dimana layanan telegram menjadi tidak relevan, ia sudah sukses membuat layanan pengiriman uang yang kemudian tetap eksis hingga saat ini. Saya menulis khusus tentang perusahaan berbasis di USA ini disini.
Advertisement
Pertanyaannya, mengapa ada yang berumur jagung? Mengapa ada yang berumur lintas abad? Untuk menjawabnya perlu pemahaman tentang siklus hidup korporasi. Corporate life cycle (CLC). CLC adalah hasil dari riset panjang SNF Consulting, kator saya, terhadap berbagai perusahaan di berbagai negara baik yang telah berusia lintas abad mapun yang masih relatif baru. Saya akan menuliskannya dalam bentuk poin-poin.
Ada 8 tahap dalam siklus hidup korporasi. Pertama adalah tahap kelahiran. Seorang atau beberapa orang pendiri sepakat melahirkan sebuah perusahaan baru. Untuk industri tertentu yang diatur secara ketat, pendirian harus dengan badan hukum yang memenuhi persyaratan ketat. Contohnya adalah industri perbankan. Tanpa memenuhi syarat-syarat pendirian, sebuah bank tidak boleh beroperasi. Melanggarnya merupakan tindakan pidana. Bank gelap.
Sebaliknya, bisa juga perusahaan berdiri pada industri yang tidak diatur ketat. Jasa potong rambut alias barbershop Tidak harus berbadan hukum. Kalaupun ada syarat perijinan ringan sekali.
Tahap kedua adalah tahap rugi. Begitu beroperasi, umumnya sebuah perusahaan akan mengalami tahap ini. Bisa jadi sama sekali tidak memiliki pendapatan. Atau bisa juga memiliki pendapatan tetapi tidak cukup untuk menanggung seluruh biayanya. Besar pasak daripada tiang.
Memang akan ada kemungkinan perkecualian untuk tahap ini. Baru beroperasi langsung mengantongi laba. Misalnya ada resto yang baru dibuka langsung ramai. Pengunjung banyak. Omzet besar. Perusahaan pun mengantongi laba. Tetapi tentu saja sifatnya perkecualian. Bukan rumus umum
Selengkapnya klik https://korporatisasi.com/2020/07/21/corporate-life-cycle/
Advertisement