Bangku Kosong: Pendidikan Terbaik Berbagai Bangsa
Masjid rest Area 519A jelang ashar 3 Januari 2020. Ummi, sebenarnya abi sudah sholat ashar. Tadi di masjid agung Ngawi jamak dhuhur. Kali ini abi mampir ke masjid ini dan membuka lapptop adalah dalam rangka pememenuhi panggilan hati. Panggilan hati yang masih membayangkan dengan jelas betapa berseri-serinya wajahmu selapas jumatan itu. Ya, selepas jumatan setelah jasadmu disucikan di rumah. Wajahmu benar-benar berseri-seri. Persis seperti ekspresimu saat diperjalanan lelah dan kita sama-sama masuk masjid menjelang adzan. Mendididik buah hatik kita akan pentingnya shalat berjamaah tepat waktu di masjid. Di hari jumat itu ummi berseri-seri masuk masjid untuk disholatkan dan menunggu tuntasnya penggalian liang lahat untukmu.
Advertisement

Pertama kali mengantarkan junior kita ke pesantren tanpamu
Panggilan hati itu juga muncul demi milihat bangku depan kiri mobil kita yang kosong. Jelas terbayang di benakku bahwa ummi selalu menikmati sesi-sesi melepas anak-anak masuk pesantren. Di bangku kiri depan itu. Kali ini adalah pertama kalinya bangku itu kosong tanpamu. Pertama kali abi harus mengantar anak-anak masuk pesantren tanpamu. Tanpa ummi.
Advertisement
Allahumarhamha. Ummi, memang  bangku itu kini melompong tanpamu. Tetapi percayalah, abi sedang dan insyaallah akan terus bekerja keras memastikan tercapainya cita-cita kita. Cita- cita pendidkan terbaik di berbagi bangsa untuk delapan buah hati kita.
Ketika umi meninggalkan abi dan kedelapan buah hati, alhamdulillah si nomor dua baru saja pulang setelah lulus dari kampusnya. Insyaallah seperti pesanmu si nomor dua akan melanjutkan pendidikan profesinya untuk menjadi seorang aktuaris. Bahkan kau bukan sekedar berpesan. Kau telah menyiapkan anggaran untuk pendirkan profesi aktuaris buah hati nomor dua kita.
Abi masih ingat sekali betapa ummi harus pontang panting bekerja keras dengan segala kesulitan saat mengantar si nomor dua masuk sekolah menengahnya di Johor Bahru. Ummi pontang panting dengan si nomor dua di Johor. Abi pontang-panting di Surbaya bersama adik-adiknya. alhamdullilah kerja keras ummi itu tidk sia-sia. Si nomor dua telah lulus kuliah bachelor aktuaria nya di kampus pilihanya sendiri, Universiti Sains Islam Malayasia. Dan telah berada di rumah menemanimu saat hari hari terakhirmu di dunia yang fana ini. Dua adiknya juda sedang menjalani pendidikan sarjananya di negeri yang berbeda. Ummi, kau tau, abi tidak pernah main-main dalam hal ini. Dalam cita-cita pendidikan untuk 8 junior kita ini.
Selengkapnya klik https://korporatisasi.com/2021/01/03/bangku-kosong-pendidikan-terbaik-berbagai-bangsa/
Advertisement