Ruas Mameh-Windesi Membuka Keterasingan Tiga Kampung Adat
Teriakan nyaring dari tiga anak kecil menyambut ketika mobil doble gardan yang kami bawa, berhenti di kampung Warabur yang masuk Distrik Nikiwar. Sambutan riang itu tertuju pada Zakarias Warabur yang menumpang setelah sempat bermalam di kamp pekerja PT Alam Jaya.
Dengan kendaraan, perjalanan dari kamp ke Warabur hanya memakan waktu kurang dari 1 jam. Kalau jalan kaki dengan kondisi medan naik turun seperti di ruas Mameh-Windesi, minimal butuh 4 jam dengan kondisi fisik prima.
“Saya dari Mamisi. Kalau jalan kaki ke kampung Warabur bisa 4-5 jam. Itu kalau kuat. Kalau dulu malah bisa sampai 20 jam itu pun tidak ada jalan setapak. Ada Trans Papua ini saya enak jalan, ketemu mobil bisa ikut numpang kalau diizinkan seperti oleh bapak-bapak ini,” ungkap Zakarias sambil tersenyum lepas.
Kedatangan Zakarias yang membawa sedikit oleh-oleh untuk keluarga, tentu saja disambut dengan antusias anaknya. Dengan cekatan, dia langsung memberikan dua bingkisan pemberian teman seperjalanan yang lebih dulu turun di kampung Karuan.
“Dulu jalan ke Karuan bisa 4-5 jam. Lama sekali kita sampai. Apalagi ke Mamisi bisa lebih karena tidak ada jalan setapaknya. Kita harus buka hutan dan ikuti jalan berburu kalau ketemu. Padahal Karuan dengan kampung saya masih satu distrik,” kata sosok pria berbadan tegap ini.
Ada tiga kampung selama perjalanan dari kamp pekerja hingga ke Windesi. Yakni Karuan, Warabur dan Werianggi (sudah masuk Distrik Windesi). Letaknya memang masih masuk ke dalam dari jalan poros. Dengan adanya Trans Papua, aktivitas warga di tiga kampung bisa lebih leluasa seperti yang diakui Zakarias.
Dengan potensi sumber daya alam melimpah, seperti hasil dari berkebun, perburuan di rimba Pegunungan Arfak hingga ikan hasil tangkapan di perairan Teluk Wondamana yang selama ini dikonsumsi sendiri, bisa saja dijual untuk keperluan masyarakat di Windesi atau lebih jauh sedikit ke Wasior melalui jalan darat.
Bukan itu saja, semarak Hari Natal yang sebelumnya diperingati di masing-masing kampung, kini bisa diharap lebih ramai dengan bergabungnya warga dari kampung lain melalui jalan Trans Papua Segmen 2 Ruas Mameh-Windesi. (gem)
Advertisement