UNESA Garap Program Kesetaraan Gender bagi Buruh Migran
Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Program Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional. Bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang dan STIE Malangkucecwara, UNESA didukung Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Program ini mengangkat tema Gender Equality: Strengthening the Support System for Migrant Workers’ Families in Indonesia.
Pada program ini ada 20 mahasiswa yang menjadi peserta, terdiri dari 10 mahasiswa asing dan 10 mahasiswa dari UNESA, Universitas Negeri Malang (UM) dan STIE Malangkucecwara. Kegiatan ini akan berlangsung selama 10 hari, tanggal 15-24 Juli 2019.
Dalam kualifikasi peserta kegiatan ini, khususnya UNESA mengharuskan mahasiswanya yang sudah menempuh mata kuliah gender. Di UNESA sendiri tidak banyak program studi yang memiliki mata kuliah gender, hanya Ilmu Komunikasi, Sosiologi, dan Sastra Inggris.
‘Pada kualifikasi pesertanya untuk UNESA, kami mengharuskan mahasiswa tersebut sudah menempuh mata kuliah gender. Di UNESA sendiri yang memiliki mata kuliah gender hanya Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris dan Sosiologi’, terang Tsuroyya, Kepala Kantor Urusan Internasional UNESA.
Advertisement
Mengangkat tema mengenai kesetaraan gender pada buruh migran khususnya perempuan, dikarenakan seringnya mereka mendapat perlakuan diskriminasi oleh para petugas imigrasi dan bea cukai. Dengan program ini UNESA, UM, dan STIE Malangkucecwara ingin membantu mereka dalam penguatan baik secara rohani karena seringnya mendapat diskriminasi maupun ekonomi.
Akan ada lima kelas yang diberikan pada tiga hari pertama. Setiap selesai kelas para peserta diharuskan untuk membuat rangkuman mengenai materi yang baru saja diberikan. Tujuan diberikannya kelas ini untuk membekali para peserta dalam mempersiapkan final project dan dalam memberikan bekal pengetahuan kepada masyarakat dusun Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Malang. Kegiatan ini setara dengan 3 sks, dimana nantinya para peserta akan mendapat nilai dari hasil apa saja yang telah mereka kerjakan pada program ini.
Pada hari pertama dan kedua para peserta akan mendaptkan materi di UNESA, dan untuk hari ketiga mereka sudah berada di UM untuk mendapatkan materi sebelum terjun langsung ke dusun Purwodadi. Pada hari keempat hingga tujuh mereka akan tinggal bersama dengan masyarakat dusun Purwodadi. Dipilihnya dusun ini karena di dusun tersebut banyak tinggal para buruh migran perempuan.
Maxime Gaile Pomoy, mahasiswa Mariano Marcos State University (Filipina) mengatakan bahwa ketertarikannya ikut serta dalam program ini yakni ia bisa mengenal budaya Indonesia, dan dalam program ini membahas mengenai sosiologi khususnya mengenai gender, keluarga, sosial, ekonomi dan kemanusiaan.
‘Dari program ini saya bisa tahu budaya Indonesia, perbedaan aktivitas, perbedaan budaya yang relevan dengan sosiologi, khususnya tentang gender, keluarga, sosial, ekonomi dan kemanusiaan’, terangnya.
" Pada hari pertama dan kedua para peserta akan mendaptkan materi di UNESA, dan untuk hari ketiga mereka sudah berada di UM untuk mendapatkan materi sebelum terjun langsung ke dusun Purwodadi. Pada hari keempat hingga tujuh mereka akan tinggal bersama dengan masyarakat dusun Purwodadi. Dipilihnya dusun ini karena di dusun tersebut banyak tinggal para buruh migran perempuan".
Advertisement