Triponyu Startup Pariwisata Asal Solo Jadi Jawara UNWTO Award 2018
Tinta emas kembali ditorehkan Wonderful Indonesia di ajang 14th UNWTO Awards 2018. Hal itu terjadi setelah startup asal Solo Triponyu.com terpilih menjadi pemenang di kategori Non-Government Innovation.
Penghargaan tersebut diterima langsung pendiri Triponyu Agustinus Adhitya dan Alfonsus Aditya. Mereka terlihat kompak dalam balutan batik khas Solo. Rona kebahagiaan pun terpancar dari keduanya.
“Apa yang dilakukan Triponyu itu fantastis. Mereka benar-benar jadi inspirasi dunia. Indonesia bangga memiliki anak muda seperti mereka,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Pencapain ini menjadi luar biasa. Pasalnya penghargaan tersebut datang dari United Nation World Tourist Organization (UNWTO). Badan dunia milik PBB yang mengurusi pariwisata.“Penghargaan ini memang yang tertinggi. Dengan inspirasi yang didedikasikannya, Triponyu layak mendapatkannya. Mereka sangat sensitif membaca setiap peluang,” terangnya lagi.
Harus diakui, Triponyu.com sangat cerdas membaca peluang. Mereka jeli membaca pesatnya aplikasi teknologi digital oleh masyarakat. Disaat banyak e-commerce bermain jual beli barang, Triponyu justru menawarkan rasa lain.
Advertisement
Mereka memilih platform bisnis pariwisata. Menjadi jembatan bagi para traveler dengan local guides. Hasilnya, lapangan pekerjaan pun tercipta. Lebih wow lagi, share transaksi berpihak pada local guides. Mereka mendapat slot 93%. Ujungnya masyarakat sejahtera, lalu cagar budaya dan alam lestari.
“Di sinilah kekuatan dan keunikan dari Triponyu. Konsep ini yang menjadi pembeda. Siapapun, di lokasi mapaun, mereka bisa mendapatkan value yang sama. Cara Triponyu juga merangsang orang untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif,” tegas Menteri asal Banyuwangi tersebut.
Sebagai nominator Non-Government Innovation, Triponyu bersaing dengan 3 kandidat lain. The Sumba Hospitality Foundation pun menjadi rival juga kompatriot. Sama-sama dari Indonesia, Sumba fokus pada aksi sosial. Mereka mengembangkan konsep pendidikan pariwisata berbasis go green. Hasilnya, Sumba finis di urutan tiga kategori ini.
“Triponyu memang menang, tapi ketiga nominator tetap memiliki inspirasinya masing-masing. Apa yang dilakukan oleh Sumba untuk lingkungan di sana sangat luar biasa. Kami sangat puas dengan segala inovasi yang ditawarkan Sumba juga Triponyu,” ujarnya. Pariwisata Indonesia langsung menggebrak di awal tahun 2018. Raihan Triponyu pun menjadi penegas banyaknya pencapaian positif di tahun lalu. Prestasi Triponyu jadi momentum untuk terus mengibarkan pariwisata Indonesia.
“Prestasi ini menjadi lecutan semangat untuk terus memajukan pariwisata Indonesia. Kami berharap, setelah ini akan banyak muncul ide dan hal baru yang menginspirasi dunia,” tuturnya.
Mendapat penghargaan dunia itu, dikatakan Menpar, sangat penting untuk tiga alasan yang dia sebut sebagai 3C. Yakni pertama Calibration, kedua Confidence, dan ketiga Credibility. "Bila kita mendapatkan penghargaan, maka self confidence anak bangsa ini naik, selamat kepada Triponyu," ujar Menpar Arief.(*)
Advertisement