Tradisi Damar Kurung, Tak Sekedar Lentera Penerang Kubur (3/Habis)
Masih sedikit orang yang menaruh perhatian pada damar kurung. Termasuk soal asal usul tradisi damar kurung bermula.
Berdasarkan penelitian dari Jacob Sumardjo, Primadi Tabrani dan Ika Ismurdyahwati, ketiganya adalahĀ dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), damar kurung ternyata masih berkaitan erat dengan tradisi peninggalan kerajaan Hindu-Budha. Masih menurut penelitian mereka, damar kurung merupakan salah satu medium melukis warga yang awalnya dimulai di atas batu, kemudian dilanjut ke wayang beber dan terakhir adalah melukis damar kurung.
Berdasarkan hasil penelitian pula, generasi pertama pembuat damar kurung adalah seorang staf ahli bidang seni pada masa Raja Sunan Giri. Sedangkan Masmundari sendiri adalah generasi ke delapan. Namun sayangnya, siapa saja mereka, tak ada dokumentasi yang jelas.
Hasil penelitian hanya bisa menyebutkan, Kyai Untung adalah generasi ke enam. Lukisannya pun jauh berbeda dengan hasil karya Masmundari. Damar kurung karya Kyai Untung, lebih banyak menggambar tema wayang. Sedangkan lukisan damar kurung Masmundari lebih banyak memotret kehidupan sehari-hari warga yang dilihat Masmundari.
Advertisement
Warga Desa Tlogopojok memang lebih mengenal tradisi damar kurung dibanding dengan warga desa lainnya di Gresik. Pun demikian juga dengan si pembuat damar kurung, hanya mengikuti garis keturunan keluarga Masmundari. Namun bukan berarti damar kurung bukan tradisi warga Gresik.
Kata Novan, damar kurung sangat pantas disebut sebagai warisan budaya Gresik karena karena telah melewati periodisasi yang panjang sejak zaman Kerajaan Giri Kedaton. Lukisan damar kurung pun potret keseharian warga Gresik.Ā āNamun sayang, tak banyak warga Gresik sendrii yang tahu sejarah panjang damar kurung,ā kata Novan.
Selain dengan festival, usaha Novan untuk melestarikan damar kurung adalah dengan mengadakan pesantren damar kurung. Sasarannya adalah sekolah-sekolah dasar yang ada Gresik. Novan rajin mendatangi sekolah-sekolah dasar di Gresik untuk menawarkan kegiatan pesantren damar kurung.
Biasanya kegiatan ini diadakan selama dua hari di sekolah. Hari pertama pengenalan materi soal damar kurung. Karena dalam pembuatan damar kurung sebenarnya ada pakem-pakem yang sangat taat dijalankan oleh Masmundari.
Misalnya saja soal damar kurung harus mempunyai mahkota segitiga di atasnya. Mahkota segitiga yang mengarah ke atas menyimbolkan hubungan antara manusia dengan tuhan. Sedangkan segitiga yang mengarah ke bawah memiliki makna Tuhan menurunkan berkahnya ke bumi. Pakem berikutnya adalah pembagian bidang di masing-masing sisi. Biasanya masing-masing sisi dibagi menjadi dua babak cerita.
Kata Novan, sebenarnya pakem dalam pembuatan damar kurung itu sangat rumit sekali. Namun dia, tak terlalu memaksakan peserta pesantren damar kurung harus sesuai dengan pakem. Yang terpenting, mereka mengetahui pakem-pakem dalam membuat damar kurung, meski dalam pembuatannya tak mengikutinya dengan ketat.
Dari hasil pesantrennya itu, Novan menilai potensi anak-anak di Gresik untuk membuat damar kurung sebenarnya luar biasa. Banyak di antara mereka yang membuat damar kurung sudah sesuai dengan pakem. Lukisan damar kurungnya pun dinilainya mempunyai karakter.
Advertisement
Dari hasil pesantren damar kurung ke sekolah-sekolah tersebut, Novan kemudian menyeleksi hasil damar kurung buatan anak-anak SD itu untuk diikutkan dalam festival.Ā āBiar mereka punya rasa bangga kalau karyanya dipamerkan,āujar Novan.
Selain pesantren damar kurung, Novan juga rajin mengenalkan tradisi damar kurung ini ke kota-kota lain di Indonesia. Melalui lembaga Damar Kurung Institute, sebuah lembaga penelitian yang didirikannya, Novan mencoba mengenalkan tradisi damar kurung ke komunitas pegiat seni di kota-kota lain di Indonesia.
Dari hasil bertandang ke kota-kota lain di Indonesia, ternyata tradisi lentera saat ramadhan ternyata bukanya hanya ada di Gresik. Namun ada juga di kota-kota lain, seperti Semarang dengan tradisi Teng-tengan, Ela-ela di Ternate, Lampu Colok di Riau, Lampu Ting di Solo dan lain sebagainya.
āFestival-festival lentera selama ramadhan ini, sebenarnya kalau dikelola dengan baik bisa dijadikan paket wisata, keliling Indonesia. Namun sayang, belum dikelola dan terdokumentasi dengan baik,ā kata Novan.
Rencananya, dia akan mengadakan ekspedisi lentera nusantara, bertujuan untuk menggali dan mendokumentasikan tradisi-tradisi lentera yang tersebar di seluruh Indonesia.
Warga Desa Tlogopojok memang lebih mengenal tradisi damar kurung dibanding dengan warga desa lainnya di Gresik. Pun demikian juga dengan si pembuat damar kurung, hanya mengikuti garis keturunan keluarga Masmundari. Namun bukan berarti damar kurung bukan tradisi warga Gresik.
Advertisement
Kata Novan, damar kurung sangat pantas disebut sebagai warisan budaya Gresik karena karena telah melewati periodisasi yang panjang sejak zaman Kerajaan Giri Kedaton. Lukisan damar kurung pun potret keseharian warga Gresik.Ā āNamun sayang, tak banyak warga Gresik sendrii yang tahu sejarah panjang damar kurung,ā kata Novan.
Selain dengan festival, usaha Novan untuk melestarikan damar kurung adalah dengan mengadakan pesantren damar kurung. Sasarannya adalah sekolah-sekolah dasar yang ada Gresik. Novan rajin mendatangi sekolah-sekolah dasar di Gresik untuk menawarkan kegiatan pesantren damar kurung.
Biasanya kegiatan ini diadakan selama dua hari di sekolah. Hari pertama pengenalan materi soal damar kurung. Karena dalam pembuatan damar kurung sebenarnya ada pakem-pakem yang sangat taat dijalankan oleh Masmundari.
Misalnya saja soal damar kurung harus mempunyai mahkota segitiga di atasnya. Mahkota segitiga yang mengarah ke atas menyimbolkan hubungan antara manusia dengan tuhan. Sedangkan segitiga yang mengarah ke bawah memiliki makna Tuhan menurunkan berkahnya ke bumi. Pakem berikutnya adalah pembagian bidang di masing-masing sisi. Biasanya masing-masing sisi dibagi menjadi dua babak cerita.
Kata Novan, sebenarnya pakem dalam pembuatan damar kurung itu sangat rumit sekali. Namun dia, tak terlalu memaksakan peserta pesantren damar kurung harus sesuai dengan pakem. Yang terpenting, mereka mengetahui pakem-pakem dalam membuat damar kurung, meski dalam pembuatannya tak mengikutinya dengan ketat.
Dari hasil pesantrennya itu, Novan menilai potensi anak-anak di Gresik untuk membuat damar kurung sebenarnya luar biasa. Banyak di antara mereka yang membuat damar kurung sudah sesuai dengan pakem. Lukisan damar kurungnya pun dinilainya mempunyai karakter.
Dari hasil pesantren damar kurung ke sekolah-sekolah tersebut, Novan kemudian menyeleksi hasil damar kurung buatan anak-anak SD itu untuk diikutkan dalam festival.Ā āBiar mereka punya rasa bangga kalau karyanya dipamerkan,āujar Novan.
Selain pesantren damar kurung, Novan juga rajin mengenalkan tradisi damar kurung ini ke kota-kota lain di Indonesia. Melalui lembaga Damar Kurung Institute, sebuah lembaga penelitian yang didirikannya, Novan mencoba mengenalkan tradisi damar kurung ke komunitas pegiat seni di kota-kota lain di Indonesia.
Dari hasil bertandang ke kota-kota lain di Indonesia, ternyata tradisi lentera saat ramadhan ternyata bukanya hanya ada di Gresik. Namun ada juga di kota-kota lain, seperti Semarang dengan tradisi Teng-tengan, Ela-ela di Ternate, Lampu Colok di Riau, Lampu Ting di Solo dan lain sebagainya.
āFestival-festival lentera selama ramadhan ini, sebenarnya kalau dikelola dengan baik bisa dijadikan paket wisata, keliling Indonesia. Namun sayang, belum dikelola dan terdokumentasi dengan baik,ā kata Novan.
Rencananya, dia akan mengadakan ekspedisi lentera nusantara, bertujuan untuk menggali dan mendokumentasikan tradisi-tradisi lentera yang tersebar di seluruh Indonesia.
Advertisement