The Vessel
Karya seni arsitektur terbaru di New York. Saya terpaksa dua kali ke situ. Yang pertama sudah terlalu sore. Rabu lalu. Tiket sudah habis. Kamis pagi saya ke sana lagi. Sambil jalan kaki cepat selama 30 menit. Olahraga. Dari hotel saya di dekat Times Square. Sengaja sambil agak muter. Rabu sore itu sebenarnya saya sudah bisa mendekat ke The Vessel. Tapi tidak bisa masuk. Saya perlu melihatnya dari dalam. Sekalian melihat bedanya: kalau kena sinar pagi bagaimana nuansanya. Tidak terlihat banyak anak kecil diajak ke sini. The Vessel memang bukan hiburan. Dia sebuah karya seni. Pun yang mau membuat klasifikasi bingung. Patungkah ini? Gedungkah ini?
Bukan dua-duanya. Jam 8 pagi saya sudah di situ lagi. Belum ada orang. Yang ada tukang. Memperbaiki sentuhan akhir plazanya. Suara gergaji batu sering membuat hati ngilu.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Saya bisa merasakan mahalnya. Meski tidak bisa merasakan nikmatnya.(Dahlan Iskan)
Like
Advertisement