Serangan Laron, Pakar Lingkungan: Karena Banyak Kayu Lapuk
Pakar lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Edi Sujana mengatakan kemunculan laron itu menandakan musim hujan akan segera tiba.Â
"Laron hidup dalam kayu. Kalau kayunya kemasukan air karena hujan dengan sendirinya laron keluar dari sarangnya. Sebab laron terancam karena tempat tinggalnya sudah tidak aman lagi," katanya saat dihubungi via telepon, Selasa, 5 November 2019.
Edi mengungkapkan, hal ini terjadi karena konstruksi kayu yang dipakai masyarakat sudah banyak yang lapuk di daerah tersebut.
"Semakin banyak laron berarti menandakan banyak kayu yang lapuk di perumahan tersebut," kata Edi.
Banyak perumahan saat ini, ujar Edi, yang pembangunannya tidak mengindahkan kualitas kayu yang dipakai. Bahan bangunan untuk perumahan terutama kayu, biasanya tidak berkualitas.Â
"Karena biaya, mereka mengunakan kayu kelas 2 atau bahkan kelas 3. Bahkan kadang ada juga yang tidak mengunakan cat anti rayap sebagai pelapisnya. Ini yang menyebabkan kayu mudah lapuk dan dihuni rayap atau laron tersebut," kata Edi.
Edi mengimbau, agar tidak terjadi serbuan rayap yang berlebihan, sebaiknya saat membangun rumah memperhatikan kualitas kayunya.
"Karena sebenarnya laron ada dimana-mana dan tidak bisa dihindari. Jadi sebaiknya melakukan pencegahan dengan memperbaiki konstruksi kayu yang dipakai," katanya.
Advertisement