Sejauh Mana Keterlibatan Johannes Marliem di Skandal e-KTP
Jakarta: Saksi kunci kasus korupsi proyek e-KTP Johannes Marliem ditemukan tewas bunuh diri. Marliem adalah pemasok alat pengenal sidik jari atau automated fingerprint identification system (AFIS) ke konsorsium penggarap proyek e-KTP.
Namanya disebut hingga 25 kali oleh Jaksa KPK saat persidangan tuntutan kasus korupsi e-KTP dengan tersangka Irman dan Sugiharto.
Johannes Marliem, nama itu dinyatakan aktif dalam pertemuan membahas proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP) sejak awal. Tapi ia belum pernah dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan perkara itu.
Ia juga membantah meninggalkan Indonesia ketika proyek e-KTP berakhir. Ia mengaku, telah lama menetap di Amerika Serikat bahkan sejak proyek ini belum dimulai.
Johannes Marliem menjadi saksi penting dalam skandal megakorupsi ini ternyata mengantongi bukti pembicaraan dengan para perancang proyek Rp 5,9 triliun itu.
Salah satunya, rekaman pertemuannya dengan Setya Novanto, Ketua Umum Partai Golkar yang kini menjadi Ketua DPR. Setya Novanto, sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi e-KTP.
Dilansir dari Tempo, Ia mengaku memiliki seluruh rekaman pertemuan yang ia ikuti dalam membahas proyek megaskandal itu. Rekaman itu dibuat di setiap pertemuan, selama empat tahun lamanya. Ia menyakini, rekaman yang disebutkan total berukuran 500 giga byte itu bisa menjadi bukti buat menelisik korupsi yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun tersebut. "Saya punya rekaman selama empat tahun" kata Marliem.
Dalam tuntutan dua terdakwa yang sudah diadili, yakni Irman dan Sugiharto, Marliem disebut sebagai penyedia produk sistem perekaman sidik jari bermerek L-1. Menurut jaksa, ia beberapa kali bertemu dengan pengusaha Andi Agustinus atau yang dikenal sebagai Andi Narogong.
Marliem mengatakan dua kali penyidik komisi antikorupsi meminta keterangan. Pemeriksaan pertama dilakukan di Singapura pada Februari 2017 dan yang berikutnya di Amerika Serikat pada Juli 2017. Menurut dia, pemeriksaan di Amerika bahkan dihadiri dua pejabat selevel direktur.
Setya Novanto membantah semua apa yang dikatakan Marliem, saat dimintai konfirmasi, ia mengatakan tidak tahu. Bahkan ia menyatakan tidak mengenal dan tidak pernah bertemu dengan Marliem. “Enggak kenal saya,” kata Novanto. (kuy)
Advertisement