Jokowi Minta Semua Berupaya Lawan Krisis Kesehatan dan Ekonomi
Presiden Joko Widodo meminta adanya upaya bersama untuk menghadapi krisis kesehatan sekaligus krisis ekonomi. Pesannya itu saat memberikan arahan terkait penanganan Covid-19 di Posko Penanganan dan Penanggulangan covid-19 Provinsi Jawa Tengah, Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang 30 Juni 2020.
Pengarahan Presiden ini juga diikuti seluruh bupati dan walikota se-Jawa Tengah melalui video konferensi. Menurutnya terjadi gangguan pada suplai, demand dan produksi. Pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua dalam kondisi minus, sementara kuartal pertaa tumbuh 2,97 persen. "Yang kita hadapi ini adalah bukan hanya urusan krisis kesehatan, tapi juga masalah ekonomi, krisis ekonomi,” katanya.
Untuk itu, Presiden mewanti-wanti jajaran pemerintahan di daerah supaya berhati-hati dalam mengelola pandemi sehingga urusan kesehatan dan ekonomi bisa berjalan beriringan. Presiden meminta agar daerah tidak membuka ekonomi tanpa ada sebuah kendali yang baik di bidang kesehatannya.
"Jangan sampai melonggarkan tanpa sebuah kendali rem sehingga mungkin ekonominya bagus, tapi covid-nya juga naik. Bukan itu yang kita inginkan. Covid-nya terkendali, tetapi ekonominya juga tidak mengganggu kesejahteraan masyarakat," imbuhnya.
Namun, Jokowi menyadari bahwa hal tersebut bukanlah perkara mudah dan dialami oleh semua negara di dunia. Menurut Presiden, dari data yang diterimanya, ekonomi global pada tahun 2020 diperkirakan akan mengalami kontraksi dan tumbuh negatif.
"Kalau kita bisa mengatur, mengelola gas dan rem antara covid, antara kesehatan dan ekonomi, inilah yang kita harapkan. Ini menjadi tanggung jawab kita semuanya, bukan hanya gubernur, bupati, dan walikota, tetapi jajaran Forkompinda, TNI, Polri, seluruh gugus tugas agar betul-betul menjaga agar itu bisa berjalan dengan baik," pesan Jokowi.
Turut mendampingi Presiden saat meninjau Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah antara lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.