Pengendara Protes Pengalihan Arus di Kawasan Jemursari dan A. Yani
Rekayasa lalu lintas yang diterapkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya dan Satlantas Polrestabes Surabaya, dinilai beberapa oleh pengendara sebagai kebijakan yang tak efektif. Pasalnya penerapan itu, mengakibatkan jalan di sekitar Jemur Ngawinan mengalami kemacetan parah.
"Volume kendaraan dari arah timur (Jemursari-Jemur Andayani) itu besar, apalagi jam sibuk pagi dan sore hari, kalau ditutup begini ya semrawut,"Â kata seorang pengendara, bernama Jumadi, Rabu, 18 April 2018.
Sebagaimana diketahui, sejak pukul 09.00 WIB, para pengendara dari arah timur Jemur Andayani yang akan menuju A.Yani tidak lagi boleh melewati Jalan Jemursari lama. Gantinya, petugas Dishub mewajibkan pengandara melewati jalan box culvert yang baru saja usai pengerjaanya. Letaknya di sebelah kiri Jalan Jemursari lama.
Artinya, mereka tidak bisa langsung melalui perlintasan kereta api menuju Ahmad Yani-Bundaran Dolog. Pengendara dialihkan menuju ke frontage dan baru bisa masuk ke jalan protokol A. Yani, melalui lampu merah depan BRI Jemur Ngawinan.
Advertisement
Sedangkan kendaraan dari Bundaran Dolog yang hendak menuju Jemursari dan Jemur Andayani bisa melewati perlintasan kereta api, seperti biasa. Hal ini, sudah diuji sejak pagi tadi, rencananya juga rekayasa arus lalu lintas ini bakal berlangsung sampai jam pada sore hari nanti.
Rekayasa ini dilakukan awalnya untuk mengurangi kemacetan rutin di kawasan itu. Sayangnya, kata Jumadi, pengalihan arus itu malah membuat kemacetan panjang di frontage Jalan Jemur Ngawinan.
Menurut Jumadi, pemerintah semestinya bisa mencari solusi, membuat jalur baru di kawasan itu, bukan malah mengalihkan arus yang justru merugikan.
"Ini ibaratnya sakit perut tapi dikasih obat sakit kepala," ketus Jumadi.
Menanggapi kemacetan dan keluhan pengendara, Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Joko Supriyanto, saat ditemui di lokasi, mengaku pihaknya sudah membuka kembali satu lajur jalan dari timur menuju Bundaran Dolog, dengan begitu pengendara bisa langsung masuk ke protokol Jalan A. Yani, meski volumenya tak terlalu besar.
"Kami pantau terus, kemacetan diprediksi terjadi di jam-jam padat, pagi dan sore hari, kami evaluasi terus," pungkas Joko.
Sayangnya, berdasarkan pantauan Ngopibareng.id di lokasi, frontage Jalan Jemur Ngawinan tetap mengalami kemacetan mengekor. Volume kendaraan pun semakin sore, semakin bertambah. (frd)
Advertisement