Masyarakat Tak Paham Radius Bahaya, Pengungsi Gunung Agung Tembus 81.152 Jiwa
Karangasem: Jumlah pengungsi Gunung Agung, melebihi perkiraan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni mecapai angka 81.000 jiwa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, angka itu bisa terjadi disebabkan karena warga tak mengerti area terdampak.
"Batas radius berbahaya itu mudah terlihat di peta, tapi di lapangan tidak tampak. Di lapangan, masyarakat tidak tahu mereka tinggal di dalam radius berapa. Inilah yang menyebabkan masyarakat yang tinggal di luar garis radius berbahaya pun ikut mengungsi," ujar Sutopo, Selasa 26 September 2017.
Sutopo mengatakan, angka pengungsi terus meningkat juga karena ribuan orang mengungsi ketika status Gunung Agung dari siaga dinaikkan menjadi awas pada malam hari Jumat, 22 September 2017, lalu.Â
Pergerakan pengungsi pada malam hari memberikan efek psikologis terhadap masyarakat yang berada di luar zona berbahaya untuk ikut mengungsi.
"Ini adalah hal yang wajar saat bencana. Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu, pengungsi mencapai lebih dari 500.000 orang saat radius berbahaya dinaikkan menjadi 15-20 km. Padahal di peta jumlah penduduk di radius 20 km hanya 200.000 jiwa," ujar Sutopo.
Data resmi BNPB pada pukul 18.00 Wita mencatat sudah ada 81.152 jiwa dengan 405 titik pengungsian. Padahal, menurut Pemkab Karangasem, jumlah warga yang berada di zona berbahaya 9-12 km hanya sekitar 60.000 orang.
"Sekarang masyarakat di sekitar Gunung Agung mengungsi secara mandiri. Justru ini adalah salah satu ciri masyarakat yang tangguh menghadapi bencana, yaitu memiliki daya antisipasi," ucap Sutopo. (kuy)
Advertisement