Lima Hal Penting Sebab Turunnya Keberkahan
Ustad Muhammad Ma’ruf Khozin menjelaskan soal konsep barokah (keberkahan). Menurutnya, barokah atau berkah adalah bertambah dan berkembang. Sedangkan Tabarruk adalah mencari berkah dari Allah yang terdapat di dalam sebuah benda.
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi,” kata Kiai Ma’ruf, seraya mengutip ayat Al-Quran Surat Ali Imran ayat 98 saat memberikan penjelasan di Masjid Al Akbar Surabaya.
Ia menjawab pertanyaan jamaah dalam Kajian rutin Kitab Bulughul Maram yang digelar ba’da magrib. Ustad Ma’ruf Khozin pengasuh kajian rutin ba’da magrib setiap hari Senin awal bulan.
Dijelaskan, contoh keberkahan yang terdapat pada benda adalah dalam bab yang menyebutkan tentang baju perang Nabi Muhammad SAW. Mulai dari tongkat, pedang, tempat minum dan cincin Rasulullah. Selain itu, yang dipakai oleh para khalifah setelah Nabi wafat yang terdiri dari hal-hal yang tidak disebut pembagiannya, juga tentang rambut nabi, sandalnya dan wadah makanannya.
Advertisement
“Itu semua benda-benda yang pernah dipakai nabi dan benda-benda itulah yang dicari berkahnya oleh para sahabat dan lainnya setelah wafatnya nabi” lanjut Kiai Ma’ruf mengutip Sahih Bukhari 11/204 ini.
Tidak hanya itu, Kiai asal Malang ini memberi contoh yang dikutib dalam hadist riwayat Al-Bukhari, suatu ketika Kota Makkah dilanda kekeringan. Kemudian para Sahabat membawa sebuah wadah yang berisi air sedikit, kemudian Nabi memasuk-kan tangannya ke dalam wadah dan bersabda: “Kemarilah, menuju air yang diberkati dan berkah adalah dari Allah”. Maka sungguh saya melihat air menyumber dari jari-jari Rasulullah Shalla Allahu Alaihi wa Sallama.
Dalam kitab Fathul Barri juz 10 halaman 386 mengatakan Al-Hafidz Ibnu Hajar beristidlal dari hadis Al-Bukhari No 3316. “Hadis ini diperbolehkan mencari berkah dengan makanan para wali dan orang-orang shaleh” kata Kiai Ma’ruf.
Keberkahan bukanlah pemberian Allah yang tiba-tiba dengan tanpa sebab diturunkan kepada seseorang. Keberkahan merupakan sesuatu yang senantiasa diminta dan harus diupayakan oleh setiap manusia kepada pemiliknya, Allah SWT.
Di antara sebab-sebab turunnya keberkahan adalah:
Pertama,
Mendasari keimanan dan ketakwaan dalam sebuah kegiatan atau usaha. Allah SWT berfirman, "Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raf: 96).
Kedua,
Beramal saleh dan berikhtiar memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan semua makhluk-Nya. Allah SWT berfirman, "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97).
Advertisement
Ketiga,
Memulai setiap pekerjaan dengan menyebut nama Allah karena pada hakikatnya Dialah pemiliknya. Rasulullah SAW bersabda, "Berkumpullah kalian atas makanan dan sebutlah nama Allah, maka Allah akan memberikan keberkahan pada kalian di dalamnya." (HR. Abu Daud).
Keempat,
Menyegerakan diri dalam kebaikan dan membuang rasa malas di pagi hari. Rasulullah SAW mendoakan keberkahan bagi orang-orang yang menyegerakan diri dan bersemangat di pagi hari dalam meraih sukses melalui doanya, "Ya Allah, berkahilah umatku yang (bersemangat ) di pagi harinya." (HR. Abu Daud).
Kelima,
Berlaku jujur dan melayani pelanggan dengan baik dan ihlas. Rasulullah SAW bersabda, “Penjual dan pembeli itu diberi pilihan selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya jujur dan menjelaskan (kondisi barangnya), maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun bila keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihilangkan keberkahan jual beli keduanya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Pada tingkat tertentu, keberkahan tidak selalu bersifat definitif dalam arti selamat, tetap, langgeng, baik, bertambah, dan tumbuh melainkan berati puas dan rela dengan pemberian dan pembagian yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam kategori ini orang-orang yang mendapatkan keberkahan juga merasakan hidup dengan perasaan nyaman dan bahagia.
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah menguji hamba dengan pemberian-Nya. Barang siapa rela dengan pembagian Allah terhadapnya, maka Allah akan memberikan keberkahan baginya dan akan memperluasnya. Dan barang siapa tidak rela, maka tidak akan mendapatkan keberkahan.” (HR. Ahmad).
Advertisement