3. Komunikatif Ia menyelipkan kalimat-kalimat yang membuatnya bisa berinteraksi dengan pengikutnya di Instagram. Misalnya, "Selamat siang, sudah makan belum?" yang bisa mengundang orang untuk berkomentar. 4. Cari tema yang diminati Cari bidang apa yang diminati untuk diwujudkan dalam bentuk foto yang akan diunggah ke Instagram. Bila suka kuliner, berusaha lah mencari tempat makan baru agar konten semakin banyak. Bila Anda gemar melancong, seringlah berjalan-jalan agar bisa mendapatkan foto bagus dan beragam. Penggemar mode bisa sering datang ke peragaan busana untuk menjepret fashion terkini. Bila beruntung, Anda akan didatangi klien yang sesuai dengan karakter yang diusung. "Bisa dapat banyak endorse." 5. Konsisten Jangan harap bisa punya pengikut banyak bila hanya mengunggah foto tiga bulan sekali, kecuali Anda seorang tokoh terkenal seperti aktor ternama. Anda harus konsisten dalam mengunggah foto, misalnya satu foto per hari. Dina bisa mengunggah hingga lima foto dalam sehari saat sedang berjalan-jalan menjelajahi tempat baru. Bila tidak ada kegiatan atau foto baru, ia mengunggah foto-foto lama yang belum pernah dibagikan ke pengikutnya. Konsisten juga diterapkan untuk gaya foto yang Anda usung, misalnya hitam putih atau sephia atau dengan filter andalan tertentu sehingga tone dari setiap foto tetap sama. 6. Momen vs Gawai Menangkap momen saat mengabadikan foto lebih penting dari gawai yang Anda gunakan. Anda lebih suka menjepret foto dengan kamera, mana saja tak masalah selama momennya bisa diabadikan. "Saya terganteng saat momen itu lagi pegang apa, kamera atau handphone," kata Dina. Namun, ia berpendapat teknologi kamera masih belum tergantikan walau handphone kini semakin canggih dengan fitur ini dan itu. "Lensanya kan berbeda, seperti di handphone bisa blur juga tapi digital, beda dengan blur kamera."