Kisah Santri Sukorejo Situbondo, Guru Ngaji Jokowi
Presiden Joko Widodo ternyata pernah berguru mengaji pada santri Pesantren "Tua" Salafiyah Sukorejo Situbondo. Menjadi santri pernah dilakoni Jokowi jauh ketika dirinya belum menjadi Wali Kota Solo.
Mengutip Jokowidodo.app, Presiden ke tujuh Indonesia ini belajar Alquran ke seorang santri Sukorejo bernama Mudzakir.
Cerita perjalanan nyantri ala Jokowi bermula ketika, Mudzakir baru saja lulus dari Ma’had Aly dan Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur.
Saat itu Mudzakir bergabung menjadi guru ngaji di Lembaga Pendidikan Al Quran (LPA) Budi Cendekia, Mojosongo, Solo sekitar tahun 2000. Saat itulah, salah satu yang menjadi muridnya adalah Jokowi dan anak bungsunya, Kaesang Pangarep.
Mudzakir menjelaskan, kurang lebih setahun Jokowi dan Kaesang mendalami Al Quran. Materi yang ia sampaikan terutama adalah pelajaran baca tulis Al Quran.
Satu hal yang hingga kini terus terkenang di benak Mudzakir dari perjumpaannya dengan Jokowi adalah ungkapan yang santun dan rendah hati.
Advertisement
"Kulo niki nggih tiyang saking ndeso, dados ampun sah perkewuh (saya ini juga orang desa, jadi tidak usah sungkan)!" kata Jokowi saat pertama menyambut kedatangan Mudzakir di rumahnya.
Jokowi mengawali belajar mengaji dari awal. Dimulai dari Iqra atau belajar membaca huruf Arab lebih dulu, seperti alif, ba', ta', dan seterusnya.
Sedangkan Kaesang, karena usianya saat itu yang masih belia dan semangatnya naik-turun, harus sering dibujuk Ibu Iriana agar bersedia mengaji.
"Saya tidak pernah melihat sikap kasar atau marah dari Ibu Iriana (kepada Kaesang). Bu Iriana, beliau orangnya santun, ramah dan kalem," tutur Mudzakir kagum.
Suatu kali Jokowi, tutur Mudzakir, juga pernah memberinya oleh-oleh korek api Zippo dari Jerman, sehabis perjalanan dia mengurus ekspor furnitur ke sana. Mudzakir semula menolak, "Maaf saya tidak merokok, Pak." Namun Jokowi menjawab,"Boten nopo nopo, ditampi mawon!" (Tidak apa-apa, diterima saja). "Saya tidak tahu lagi, korek api Zippo itu saat ini berada di mana. Yang saya ingat, dulu saya berikan ke ayah saya," kata Mudzakir. Mudzakir mengajar mengaji untuk Jokowi dan Kaesang hingga tahun 2002. Namun dirinya terpaksa berhenti mengajar mengaji karena diterima sebagai PNS untuk formasi guru bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Bendosari, Sukoharjo (sekarang MTsN 3 Sukoharjo). Selain menjadi guru MTsN, saat ini dia juga mengemban amanah sebagai Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Sukoharjo. Setelah Jokowi menjadi Walikota Surakarta, atas anjuran salah satu tetangganya yang bekerja di Balaikota Surakarta, Mudzakir mencoba bersilaturahim ke Loji Gandrung, rumah dinas Walikota Solo. Mudzakir saat itu mengajak serta anak istriya, sembari berjalan-jalan di kota Solo.Advertisement
Advertisement