Kiai Wahab Tirakat sebelum Bertemu Presiden, Kisah Bupati Jombang
Putri KH Abdul Wahab Hasbullah yang juga Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, menceritakan tirakat Kiai Wahab saat masih hidup. Salah satu tirakat yang sangat ia ingat hingga saat ini yaitu tirakatan atau wiridan sebelum bertemu pejabat.
Saat itu, Hj Mundjidah Wahab menemani sang ayah yang mau bertemu Presiden Sukarno.
"Ketemu Presiden Sukarno dijadwalkan esok. Malam hari sebelum pertemuan, Mbah Wahab terus wiridan dan tidak tidur sama sekali," katanya, saat gelaran manakib kubro Jawahirul Ma'ani di Makam KH Abdul Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang, dalam rangkaian Haul Penggerak NU itu, Minggu 14 Juli 2019 malam.
Menurut Bupati yang juga Ketua Pimpinan Cabang Muslimat NU Jombang ini, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1966 usai peristiwa G 30 S/PKI. KH Abdul Wahab Hasbullah ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi tentang pembubaran PKI pada Presiden Sukarno.
"Persahabatan Kiai Wahab dan Sukarno bertambah akrab saat Nahdlatul Ulama keluar dari Masyumi dan saat Sukarno mengusulkan ide Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom). Kedua tokoh ini sering terlibat diskusi hebat dan mendalam," bebernya.
Advertisement
Di antaranya lanjutnya, saat Presiden pertama RI, Soekarno menginginkan agar para elite bisa duduk bersama. Para elite politik harus bisa sama-sama memaafkan di Hari Raya Idul Fitri.
Dalam kebingungan itu, Sukarno mengundang KH Abdul Wahab Hasbullah pada Ramadhan 1948 untuk bertemu. Saat itu, Bung Karno memanggil KH Abdul Wahab guna membicarakan situasi politik kala itu.
"Ketika itu, para elite politik tidak mau bersatu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa, dan dosa itu haram. Saat itu saya mendampingi abah ke Jakarta," ujar Hj Mundjidah.
Bahkan secara khusus KH Abdul Wahab berpesan langsung ke Hj Mundjidah untuk melakukan hal yang sama saat bertemu pejabat atau pejabat negara. "Ketika saya antar ke kamar mandi, abah berkata: seharusnya seperti ini kalau mau ketemu presiden," ungkap Hj Mundjidah.
Santri KH Abdul Wahab Hasbullah bernama KH Muhammad Djamaluddin Ahmad juga bercerita, jika mau ada rapat penting di Jakarta, Kiai Wahab selalu minta para santrinya di Pesantren Bahrul Ulum agar mewiridkan shalawat burdah.
"Jadi kehebatan Mbah Wahab tidak lepas dari betah melek, wirid, dan shalawat. Semoga kita bisa meneladaninya," tandasnya.
"Santri KH Abdul Wahab Hasbullah bernama KH Muhammad Djamaluddin Ahmad juga bercerita, jika mau ada rapat penting di Jakarta, Kiai Wahab selalu minta para santrinya di Pesantren Bahrul Ulum agar mewiridkan Shalawat Burdah."
Advertisement