Jajang C Noer, Ulama Papua, Dokumen CIA, Ramai-ramai Patahkan Fitnah Terhadap Soeharto
Dokumen CIA patahkan fitnah Sukmawati yang menuduh Soeharto dalang G-30-S PKI. Menurut CIA, justru Soeharto yang menumpas gerakan PKI. Rakyat Indonesia berhutang budi kepada Soeharto.
Setelah PKI berhasil digulingkan, CIA merapat ke Soeharto. Saat 1965 itu, terjadi kelangkaan pangan. Pertemuan Soeharto dengan CIA ini adalah kali pertama.
Berkas rahasia CIA ttg G30S-PKI (1965-1969) yang sekarang dipublikasikan, menyebut, Soeharto lah yang menyelamatkan bangsa Indonesia, dari cengkeraman PKI dan musibah kelaparan Nasionional. Saat bertemu CIA, dalam laporan CIA, Soeharto minta Amerika kirim beras.
Soeharto tidak bersedia membahas hal-hal lain, kecuali permintaan, kirimi beras. Permintaan itu disetujui. Segera AS kirim 400.000 ton beras untuk rakyat NKRI.
Advertisement
Ketika Sukmawati Soekarnoputri memfitnah Soeharto dengan menuding dalang penculikan 7 jenderal dalam peristiwa G30SPKI, dibantah banyak pihak. “Sukmawati Soekarno Putri menuduh Soeharto yang menjadi dalang penculikan 7 Jenderal, dalam Forum ILC TVONE, ini fitnah besar,” kata ulama dari Papua Fadlan R Garamatan di akun Twitter-nya @fadlannuuwaar.
Kata Fadlan, banyak ulama yang dibunuh PKI dan sekarang simpatisan partai berlambang Palu Arit itu mau memutar balikan fakta sejarah dan memfitnah Presiden Soeharto “Presiden Soeharto meletakkan dasar pembangunan maka digelar Bapak Pembangunan Nasional. Kita semua belajar dari H Muhammad Soeharto,” jelas Fadlan.
Fadlan malah balik bertanya, yang suka memalsukan itu siapa. “Ijazah SMA nya palsu itu siapa,” kata Fadlan.
Pembelaan juga datang dari iistri sutradara Film G30SPKI Arifin C Noer, Jajang C Noer membantah pernyataan Sukmawati Soekarnoputri bahwa film tersebut banyak bohongnya, rekayasa dan pembuatannya di bawah tekanan tentara.
“Mas Arifin tidak mungkin mengerjakan sesuatu yang tidak diyakini. Film ini untuk bangsa mengetahui sejarahnya dan membuatnya dengan penuh cinta untuk bangsa,” kata Jajan di acara ILC tvOne, Selasa (19/9).
Jajang mengatakan, sebelum membuat film tersebut Arifin kesulitan menemui orang-orang PKI dan hanya bertemu Sjam Kamaruzzaman dan banyak diamnya ketika ditanya.
“Arifin tanya tentang kebiasaannya Aidit, dan Kamuruzzaman bilang biasa saja, ditanya tentang Aidit merokok dan Kamuruzzaman hanya jawab ya, seperti orang biasa saja,” kata Jajang.
Jajang juga mengatakan, Arifin membuat Aidit merokok, untuk menggambarkan kegawatan saat itu. “Arifin tidak membuat adanya penyayatan terhadap para jenderal, adanya darah itu merah jenderal, hanya membawa pisau, tidak ada indikasi mencokel mata jenderal,” ungkap Jajang.
Ia juga membantah pernyataan Sukmawati bahwa pembuatan film itu dapat intervensi dan diawasi tentara terus. “Tidak benar mendapat intervensi dan diawasi terus, secara estetis dibebaskan,” ungkapnya. (dmr)
Advertisement