
Islam Nusantara, KH Ma'ruf: Cara dan Identitas Aswaja di Indonesia

KH Haji Ma'ruf Amin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, mencoba berpikir jernih dan menjelaskan agar kontroversi istilah “Islam Nusantara” tidak dipahami secara salah olen pengecam NU. Atas kecaman terhadap Islam Nusantara, Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan hakikat istilah, pemaknaan secara ijtihad, bahkan sebagai penandan Islam ala Ahlussunnah waljamaah (Aswaja) di Indonesia.
Berikut ngopibareng.id, menurunkan pandangan Kiai Ma’ruf Amin tentang istilah yang belakangan diramaikan para pengecam atas nilai ajaran Islam yang moderat di Indonesia tersebut:
Baca Juga :
Islam Nusantara memang Bukan Arab

Akhir-akhir ini Islam Nusantara jadi wacana publik. Tak hanya di kalangan warga Nahdlatul Ulama (nahdliyin), tetapi seluruh masyarakat Indonesia ikut memperbincangkannya.
Seolah-olah ada anggapan bahwa Islam Nusantara adalah hal baru. Hal ini wajar karena Nahdlatul Ulama (NU) adalah ormas terbesar bangsa ini. Jika terjadi perubahan di dalam organisasi ini, pengaruhnya segera dirasakan oleh seluruh negeri. Karena itu, bentuk apresiasi publik seperti ini sangatlah positif, baik bagi NU maupun bagi negeri ini.
Sebagai tema Muktamar ke-33 NU 2015 di Jombang, Islam Nusantara memang baru dideklarasikan. Namun, sebagai pemikiran, gerakan, dan tindakan, Islam Nusantara bukanlah hal baru bagi kita. Islam Nusantara adalah Islam Ahlussunnah Waljamaah al-Nadliyyah.
Mengapa di sini perlu penyifatan al-Nahdliyyah? Jawabnya adalah karena banyak kalangan lain di luar NU yang juga mengklaim sebagai pengikut Ahlussunnah Waljamaah (disingkat Aswaja), tetapi memiliki cara pikir, gerakan, dan amalan yang berbeda dengan NU.
Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) pun mengaku sebagai pengikut Ahlussunnah Waljamaah, tetapi sepak terjang mereka selama ini sangat ditentang NU. Karena itu, Islam Nusantara adalah cara dan sekaligus identitas Aswaja yang dipahami dan dipraktikkan para mua'sis (pendiri) dan ulama NU.
Islam Nusantara adalah cara proaktif warga NU dalam mengidentifikasi kekhususan-kekhususan yang ada pada diri mereka guna mengiktibarkan karakteristik-karakteristik ke-NU-an. Karakteristik-karakteristik ini bersifat peneguhan identitas yang distingtif, tetapi demokratis, toleran, dan moderat. (bersambung)
Baca Juga :
Kubur Kesalapahaman, Hilangkan Kegaduhan, Pesan Idul Fitri Kiai Ma’ruf Amin

Penulis : Riadi
Berita terkait:
Lelucon Terkini, Nasib Seorang Pecandu Alkohol
Humor SufiTentang minuman keras dalam keluarga
Guguran Awan Panas Gunung Sinabung, Jarak Luncur 3 Km
Warta BumiGunung Sinabung kembali memuntahkan awan panas.
Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas
Warta BumiGunung Merapi dua kali luncurkan awan panas pada Selasa pagi.
Topik Lainnya
Temukan topik menarik lainnya.