Harry Tjahjono, Sang Maestro Kreatif TV, Kembali ke Madiun
Madiun punya seniman besar, yang selama ini, bekerja banyak di balik layar seni dan hiburan di Jakarta. Harry Tjahjono, kelahiran Madiun, dan kini kembali ke kota yang pernah jadi tempat pemberontakan Muso ini.
Banyak karya yang dihasilkan Harry Tjahjono. Karena Harry tak cuma budayawan, seniman banyak bakat, mulai penyair, cerpenis, wartawan, penulis skenario, kreatif TV, sampai pekerja budaya yang bergerak langsung ke masyarakat.
Tahun 2009 - 2010, Harry jadi anggota Dewan Kreatif FTV-SCTV bersama Deddy Mizwar, Arswendo Atmowiloto, Jujur Prananto, John de Rantau dan Imam Tantowi.
Karya Harry paling legendaris adalah skenario serial sampai 102 episode, serial" Si Doel Anak Sekolahan" yang diperankan dan diproduseri Rano Karno. Tayang di RCTI akhir 90-an silam.
Karya Harry banyak sekali, termasuki novel "Selamat Tinggal Duka", skenario film "Langitku Rumahku", dan banyak. Juga buku dongeng anak-anak.
Saya mengenal Harry ketika sama-sama Pimred tabloid hiburan di Jakarta. Era itu, sesama tabloid hiburan bersaing di pasaran, tapi kami tetap berkarib. Tahun 1999 - 2001 itu, Harry Pimred tabloid PRO-TV, saya Pimred Tabloid X-file 2000-2003.
Advertisement
Ketemu lagi dengan Harry saat ia jadi Creative Director di Pipa Production Jakarta. Kami bekerjasama program "Selebrita" yang tayang di TV lokal di Surabaya.
Kami hampur bekerjasama dalam program TV peduli rakyat, human interest pedagang kecil yang endingnya akan didukung Bank dengan kredit lunak. Nama programnya:"Goodluck" . Sayangnya, Pak Laksamana Soekardi, yang jadi ikon program, mundur. Sehingga program batal dilaksanakan.
Pekan ini, saya WA-an lagi dengan Harry, yang mau pulang ke Madiun. Apa di Madiun mau mendirikan "Pondok Anak Adam, yang menampung ratusan anak pemulung" kayak di Jakarta dulu? Ternyata tidak. Tapi, wait, selalu ada yang baru dari Mas Harry.
Arswendo Atmowiloto pernah menulis," Apa yang dilakukan Harry adalah pendekatan melalui jalan budaya. Bukan pendekatan jalur politik, bukan jalur hukum, juga bukan kekerasan. Panggungnya tidak selalu harus media TV, tapi jalan budaya langsung bertemu dengan masyarakat. Jalan ini adalah pendekatan yang mengutamakan dialog—bukan monolog. Sekaligus berada tanpa meniadakan bentuk lain serta berwujud dalam karya."
Advertisement
Dalam tulisannya ini, selanjutnya, Mas Wendo menggambarkan Mas Harry sebagai sosok seniman pengelana, yang menyuarakan suara dan akal sehat, dari kampung ke kampung, menampung dan bersama rakyat yang dimiskinkan kekuasaan.
Setidaknya, ya, jalan budaya menemukan gairahnya sendiri bagi Harry. Yang saya kenal tentang sosok Harry, semuanya dijalankan dengan artistis. Tutur katanya "njawani" dan indah. Cuma satu yang selalu dikatakan sebagai kelemahannya. Apa itu Mas? "Ojok diajak ngomong bahasa Inggris, aku ora iso, wegah," ujarnya sambil tertawa lepas.
Pertemanannya dengan banyak tokoh dan seniman, membuat Harry dikenal luas, berkarib dengan Mas Wendo, Pak Laks, Cak Nun, Yon Koeswoyo sampai seperti "penasehat" bagi Ayu Azhari sampai Lilis Karlina.
Mas Harry juga pendiri Jaringan Pekerja Budaya bersama Butet Kertaradjasa, Arswendo Atmowiloto, Sys NS, Roy Marten, Dito Sugito, Herutomo dan banyak lagi. Benar-benar multi talenta.
Kenapa balik ke Madiun Mas? Menurutnya, di masa tuanya, ia pengen tinggal di kota kelahirannya. "Tapi untuk kreativitas tetap lah, di mana saja, ini saya lagi di Sumatera diundang dialog budaya " ujarnya via telepon kemarin.
Advertisement
Di Madiun, ternyata, Harry sudah meninggalkan jejak. Sejak tahun 2000 hingga sekarang, Harry ternyata mendirikan LSM Abimantrana bersama Herutomo, disupport Bu Nyai Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid. Bergerak di bidang rehabilitasi pengguna narkoba lewat pendekatan budaya dan pemberdayaan keluarga.
Selain itu, sejak 2005 hingga sekarang, Harry ternyata juga mendirikan Komunitas Peduli Hutan Kritis Lereng Wilis Madiun. Amesingg ... Mas!!
Yang dapat saya pelajari dari Harry Tjahjono, satu hal: gak peduli penilaian orang, yang penting bergerak, terus kreatif dan berbuat baik bagi masyarakat. Dihajar orang di sana-sini pasti ada. Bukankah hanya pohon yang berbuah manis yang dilempari batu?
Kapan-kapan ketemu di Madiun ya Mas, pengen terus belajar kreatif kepadamu, Mas, Inshaa Allah (damarhuda)
BIODATA HARRY TJAHJONO
Lahir di Madiun, 5 Februari 1954
Alamat: Jln. Palem 3 No. 21
Petukangan Utara RT05/08, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
■ PEKERJAAN
2007 Pemimpin Redaksi Tabloid deFACTO
2002 – 2006 Creative Director PT PIPA Production – Konsultan Dewan Redaksi Majalah VIOLET
1999 – 2001 Pemimpin Redaksi Tabloid PRO-TV
1992 – 1998 Pemimpin Redaksi Tabloid BINTANG INDONESIA Pemimpin Redaksi Tabloid FANTASI
1984 – 1991 Redaktur Madya Majalah SARINAH
1982 – 1984 Kontributor Majalah ZAMAN, FEMINA, KARTINI
1980 – 1982 Redaktur Pelaksana Majalah INTAN – Redaktur Pelaksana Majalah TEAM
1978 – 1980 Redaktur Budaya Majalah SONATA
■ KARYA
Advertisement
●SKENARIO: Si Doel Anak Sekolahan II-III-IV-V (102 episode/RCTI), serial S.A.R (RCTI), serial Aisyah (TV12 Singapore), serial Mat Beken (TPI), Perangkap Perkawinan (FTV/TV7), Perpisahan yang Indah (FTV/TV7), Sam Pek Eng Tay (FTV/TransTV), Biopic Koes Bersaudara (2006/film/PT Sinema Rakyat) dll.
●NOVEL: Selamat Tinggal Duka (difilmkan Soekarno M. Noor /Syumandjaya), Langitku Rumahku (difilmkan Slamet Rahardjo), Kinanti, Menunggu Eksekusi Mati dll.
●THEME-SONG sinetron Keluarga Cemara, Si Doel Anak Sekolahan, 1 Kakak 7 Keponakan, Bakmi Ayu. Lagu untuk Emha Ainun Nadjib & Novia Kolopaking, Yuni Shara, Ayu Azhari, Benyamin S, Mandra, Rano Karno, Koes Plus Pembaruan
●SUTRADARA: Perangkap Perkawinan (Reza Artamevia, Cornelia Agatha, Derry Drajat). Perpisahan yang Indah (Ria Irawan, Alex Komang, Ade Irawan), Sam Pek Eng Tay (Andre Stinky, Jimmy Gideon, Marwoto) dll.
●ESAI, features, cerpen, puisi dan tulisan kreatif lain yang dimuat di Kompas, Suara Pembaruan, Femina, Gadis, Kartini, Playboy, SINDO dan media lain.
●PROGRAM TV: Selebrita (280 epi/TPI), Wisata Kuliner (120 epi/ANTV), Prakarsa Inovatif (26 epi WORLD BANK/TVRI) Suara Kalbu (30 epi/J-TV Surabaya), Sentilan Sentilun (MetroTV 2014) dll.
.
■ PENGHARGAAN
1982 Pemenang Sayembara Cerpen Majalah Zaman (Tempo Grup)
1985 Pemenang Sayembara Novel Majalah Femina
1989 Pemenang Tajuk Rencana Hari Ibu (Menteri UPW)
1992 Pemenang Esai majalah Tiara (Kompas Grup)
■ LAIN-LAIN
* 2000 s/d skrg : pendiri LSM Abimantrana di Madiun bersama Herutomo dan disupport Ibu Negara Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, mengupayakan rehabilitasi pengguna narkoba lewat pendekatan budaya dan pemberdayaan keluarga
* 2005 s/d skrg : relawan/pendiri Komunitas Peduli Hutan Kritis Lereng Wilis Madiun
* 2009 s/d 2010 : anggota Dewan Kreatif FTV-SCTV bersama Deddy Mizwar, Arswendo Atmowiloto, Jujur Prananto, John de Rantau dan Imam Tantowi.
* 2017 pendiri Jaringan Pekerja Budaya bersama Butet Kertaradjasa, Arswendo Atmowiloto, Sys NS, Roy Marten, Dito Sugito, Herutomo. (*)
Advertisement