Haji Mabrur, Ini Ciri Istimewa yang Digariskan Ulama
Banyak orang berdoa kepada yang berkesempatan menunaikan ibadah haji agar menjadi haji mabrur. “Saya pun kerap ikut-ikutan mengucapkan selamat demikian, kepada kerapat dan sahabat yang dianugerahi Allah beribadah ke tanah suci. Tapi, apakah ada konsep jelas atau makna yang tegas soal haji mabrur ini?”
Demikian tanya Irawan Santoso, warga Tambakoso Wilangon, Surabaya, pada ngopibareng.id.
Sebenarnya, ada sejumlah pertanyaan serupa dengan penutusan kisah berbeda. Namun, intinya, makna mabrur dalam perilaku sehari-hari itulah yang ingin diketahui masyarakat secara umum.
Ustadz M Alvin Nur Choironi, memberikan sejumlah penjelasan berikut. Rasulullah SAW pernah memberikan kisi-kisi tanda atau ciri-ciri bagi setiap orang yang mendapatkan predikat mabrur hajinya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.“Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.’”
Walaupun hadits ini divonis munkar syibhul maudhu’ oleh Abu Hatim dalam kitab Ilal ibn Hatim, tetapi ada riwayat lain yang marfu’ dan memiliki banyak syawahid. Bahkan divonis Shahihul Isnad oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya, walaupun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya.
Sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya.“Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.”
Dari dua hadits di atas bahwa sebagian dari tanda mabrurnya haji seseorang ada tiga.
Pertama, santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam).
Kedua, menebarkan kedamaian (ifsya’us salam).
Ketiga, memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am)
Dari tiga ciri ini, bisa disimpulkan bahwa predikat mabrur yang diraih oleh seorang yang telah menjalankan ibadah haji sebenarnya tidak hanya memberikan dampak terhadap kehidupan orang tersebut, melainkan juga berdampak besar kepada sisi sosial di lingkungan orang yang berangkat haji tersebut. Wallahu a‘lam. (adi)