Guru dan Siswa SMK Sragen Kibarkan Bendera HTI, Ini Kata Ganjar
Guru dan pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Sragen, Jawa Tengah, diduga melakukan pengibaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan kasus tersebut masih didalami.
"Kemarin sudah kita cek, anak-anaknya merasa tidak tahu dan coba kita dalami, guru-guru juga kita tanyai, dan sekarang lagi dalam pemeriksaan yang lebih mendalam," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Menurut dia, guru dan pelajar tersebut saat ditanya rata-rata memberikan jawaban kalau mereka tidak tahu, meminta maaf, dan mengaku khilaf.
"Ya rata-rata kalau ditanya, jawabannya kan kita mesti hati-hati kalau mereka mengatakan 'kami tidak tahu kok', 'kami maaf', 'kami khilaf', biasanya begitu kan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya tidak mau kecolongan sehingga saat sekarang kasus tersebut didalami.
"Saya titip, ini ada banyak guru di sini, ada banyak guru, kepala sekolah, maka kita titip kepada kepala sekolah, kita jangan main-main pada soal bendera HTI itu. Bahkan, ada beberapa kepala sekolah 'ngrasani, gubernure njelehi' (membicarakan kalau gubernurnya menyebalkan, red.), gubernurnya menjadi musuh yang akan mencabut jabatannya," katanya.
Ganjar mengatakan pemikiran tersebut tidak benar karena dia hanya ingin para kepala sekolah bekerja dengan baik, mendidik pelajar dengan baik, mengajarkan nilai-nilai bangsa, negara, dan agama dengan benar, serta mempunyai nilai toleransi yang tinggi.
Menurut dia, ada urutan untuk mengindikasikan apakah seorang guru terpapar radikalisme atau tidak terpapar radikalisme.
"Urutannya, apa sih kegiatan yang dilakukan, kegiatannya rutin atau tidak, berapa bukti yang ada, sehingga tidak bisa kita selalu mengatakan 'kamu radikal' hanya satu kali tindakan. Nah, hari ini mulai kita ketahuan karena apa? Karena ternyata media sosialnya menjadi jejak digital yang tidak hilang, ketika mereka mengatakan tidak, hari ini ada, dan itu ada di mana-mana," katanya.
Menurut dia, bukti jika paham radikal telah menyusup ke berbagai lapisan masyarakat itu sudah ada dengan adanya pelajar, guru, dan aparatur sipil negara lainnya yang terpapar radikalisme. "TNI/Polri juga disusupi, pelajar ada, bukti sudah ada kok kemarin," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan masyarakat tidak boleh tinggal diam karena radikalisme dan terorisme merupakan persoalan serius.
"Mayoritas yang ingin negeri ini berdiri tegak dengan dasar Pancasila, ayo kita berikan pelajaran yang baik kepada anak-anak bangsa agar mereka punya imunisasi ideologis," katanya.(an/ar)
Advertisement
Advertisement