Gtea Natural, Shampo Alami dari Daun Teh Hijau
Daun teh memiliki banyak manfaat. Selain digunakan sebagai minuman, teh juga bisa bermanfaat menjadi shampo.
Salah satu mahasiswa Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Eka Lutfia berhasil membuat inovasi shampo yang berasal dari daun teh hijau yang diberi nama 'GTea Natural'.
Mahasiswa profesi farmasi UKWMS ini mengatakan, inovasi ini berawal dari kasus rontoknya rambut karena pengaruh cuaca panas dan polusi udara. Seperti cuaca di Surabaya yang panas dan banyak polusi ini bisa menyebabkan rambut cepat kotor dan lepek.
"Nah, shampo Gtea ini memiliki kandungan senyawa antioksidan yang dapat mempertahankan minyak alami rambut sehingga kotoran tidak mudah menempel di rambut, membuat rambut lebih kuat dan tidak mudah kering," ujarnya.
Lutfi menambahkan, proses pembuatan daun teh hijau segar yang ditumbuk sampai halus lalu dilarutkan dalam air setelahnya, dikentalkan di atas uap air.
"Extrak kental yang diperoleh dikeringkan dengan extrak maltodekstrin yang nantinya akan menjadi granule (butiran kecil-kecil) setelah, itu granule yang sudah berbentuk di oven selama dua jam agar lunak," kata perempuan berusia 23 tahun ini.
Advertisement
Lanjutnya, setelah granule lunak proses selanjutnya adalah di blender hingga menjadi bubuk kering. Lalu, untuk menjadi shampo bubuk granule tersebut ditambah bahan dasar shampo seperti surfaktan, pengental, gelation, pengawet, pelarut air dan shampo siap dipakai.
Ia menambahkan, ada beberapa kriteria untuk memilih daun teh hijau yang layak digunakan bahan dasar shampo ini. Seperti, harus daun teh hijau yang paling ujung, tidak banyak memiliki lubang pada daun serta warna daun yang masih hijau muda.
Shampo Gtea Natural ini tidak memiliki memilki bau atau aroma wangi seperti shampo pada umumnya. Gtea Natural sedikit berbau tea hijau dan cenderung tidak berbau.
"Karena memang tidak memakai bahan campuran kimia, jadi baunya cenderung natural saja," kata Lutfi di laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Liquida dan Semi Solida Timur Lantai 5, kampus UKWMS Pakuwon City, Selasa, 25 Juni 2019.
Menurut Lutfi, karena semua bahan yang digunakan alami. Shampo ini cocok digunakan setiap hari baik pada orang dewasa dan anak-anak.
"Bila disimpan di suhu ruang shampo Gtea Natural bisa bertahan selama 4 bulan penyimpanan," terangnya.
Tambahnya, proses pengumpulan literatur dan pembuatan inovasi shampo Gtea Natural ini memakan waktu 8 bulan.
Ia pun berharap, nantinya penelitianya dapat dikembangkan oleh mahasiswa UKWMS lainnya.
"Inikan yang pertama, maunya dikembangkan sama yang lain supaya bisa lebih banyak inovasi dan varian bahan natural lainnya," pungkasnya. (pts)
Advertisement