Garap Isu Pengungsi Internasional, OIC Gandeng Muhammadiyah
Komisioner Independent Permanent Human Rights Commission (IPHRC) Ahmad Azam Abdul Rahman menyatakan kepirhatinannya terhadap nasib para pengungsi pencari suaka politik. Apalagi, mereka kerap terlunta-lunta, di negeri lain.
Menurutnya, Organization of Islamic Cooperation (OIC) yang berkantor di Malaysia dan Kerajaan Saudi Arabia itu berupaya menggandeng Muhammadiyah. Dimaksudkan untuk penanganan kasus pengungsi Muslim pencari suaka politik. Selain itu, Muhammadiyah dianggap memiliki jaringan dan pengaruh yang besar di dunia internasional.
“OIC melihat bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia punya jaringan yang banyak dan punya pimpinan yang berpengaruh di luar negeri, jadi kalau sepakat, maka isu ini bisa ditangani lebih tuntas dan nasib mereka lebih terbela,” ungkap Ahmad Azzam, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 3 September 2019.
Azzam menilai posisi Muhammadiyah diperlukan untuk menguatkan pekerjaan di bidang Hak Asasi Manusia karena jika hanya bertumpu pada negara-negara yang berkepentingan, pembelaan terhadap nasib para pengungsi muslim tidak berjalan sekuat yang diharapkan OIC.
Advertisement
Terkait hal itu, pihaknya melakukan kunjungan ke Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Senin 2 Septgember lalu. Ahmad Azam disambut oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
“Kami juga ingin merayu agar pengungsi dari Uyghur, Rohingya, dan negara Arab terdampak perang yang minta suaka politik itu jangan sampai dideportasi karena lebih malang nantinya, mereka bisa dipenjara atau dibunuh. Mereka punya hak utk dibela,” imbuh Azzam.
“Harapan kami, ini sebagai jalan tengah sementara waktu sekurang-kurangnya agar mereka diberi layanan sebagai manusia yang sedang mencari ruang untuk bernafas. Karena itu penting menggandeng Muhammadiyah. Isu ini sebetulnya amat Islami dalam konteks muhajririn dan ansar, jadi umat islam yang jadi pengungsi punya ruang sementara untuk berlindung,” kata Azzam.
Seperti diketahui, Muhammadiyah merupakan organisasi Islam nomor dua setelah Nahdlatul Ulama (NU) yang peduli terhadap persoalan kemanusiaan dan pengungsian. Misalnya, soal pengungsi Rohingya di Myanmar dan etnis Uighur di Tiongkok menjadi perhatian khusus. Selain itu, kedua ormas Islam moderat di Nusantara ini selalu menunjukkan kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Advertisement