Dua Jenderal Polisi Dipecat Gara-gara Kriminalisasi Jurnalis
Presiden Rusia Vladimir Putin memecat dua jenderal polisi yang diduga terlibat dalam kasus kriminalisasi jurnalis, Ivan Golunov.
Dilansir Reuters, Putin memecat dua jenderal polisi pada Kamis, 13 Juni 2019. Diketahui kasus yang melibatkan Ivan Golunov ini memicu gelombang protes. Ratusan orang yang ikut dalam aksi protes sempat ditangkap.
Polisi Rusia juga membatalkan dakwaan narkoba terhadap Ivan Golunov pada Selasa (11/6). Massa pendukung memprotes karena menganggap Ival Golunov dijebak.
Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev mengatakan sempat berencana meminta Putin untuk memecat personel polisi senior yang terlibat dalam kasus ini. Dua perwira polisi senior yang dipecat berpangkat jenderal besar.
Sebelumnya, polisi Rusia sempat menahan lebih dari 500 orang yang berunjuk rasa di Moskow. Salah satu yang ditahan yakni politikus dari oposisi Alexei Navalny yang menyerukan hukuman bagi polisi yang terlibat dalam dugaan kriminalisasi terhadap Ivan Golunov.
Selain Navalny yang menghadapi hukuman 30 hari penjara, remaja dan jurnalis asing juga ikut ditahan dalam unjuk rasa tersebut.
Unjuk rasa tersebut merupakan aksi solidaritas terhadap Golunov yang ditangkap polisi atas tuduhan akan menjual narkoba dalam jumlah banyak. Mereka menuding polisi mengkriminalisasi sang jurnalis.
Diberitakan sebelumnya, Reuters dan AFP menyebut lebih dari 1.000 orang berunjuk rasa di pusat Moskow. Mereka menyerukan 'Rusia akan bebas', 'Rusia tanpa Putin', dan 'Turun dengan Tsar'.
Atas unjuk rasa tersebut polisi memperingatkan para pengunjuk rasa untuk tidak melanggar hukum dan memblokade akses ke jalan utama.
Beberapa pendemo juga tampak mengenakan kaus 'Aku/kami adalah Ivan Golunov'. Slogan tersebut sama seperti headline beberapa surat kabar di Rusia.
Aksi tersebut juga meminta Golunov untuk segera dibebaskan. Para pendemo menuding penangkapan Golunov merupakan bentuk peredaman aksi unjuk rasa menentang pemerintah. (wit)
Advertisement