Doa Sesudah Shalat Dhuha, Ternyata Doa Sendiri Juga Bisa
Sebuah pertanyaan dilayangkan ke redaksi. “Bagaimanakah kedudukan doa setelah shalat Dhuha. Adakah dapat digunakan atau lebih baik digunakan, karena ada pendapat hadits dhaif jiddan (Nashiruddin Albani). Ini berkenaan dengan profesi kami sebagai pendidik.”
Untuk menjawab soalan tersebut, berikut kami hadirkan jawaban dari Al-Islam Muhammadiyah.
Semestinya kita memiliki semangat untuk menanamkan nilai dan ajaran-ajaran agama bagi masyarakat secara luas. Senantiasa memiliki komitmen untuk ber-fastabiqui khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan), yakni dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebab, masa depan negeri dan umat ini sangat bergantung dengan kualitas pendidikannya, tak terkecuali pendidikan agama.
Mengenai doa sesudah shalat Dhuha, kami telah menelusuri kitab-kitab fiqih dan kitab-kitab Hadits, dan sepanjang penelusuran kami memang tidak ditemukan adanya Hadits yang menerangkan atau mengajarkan lafal-lafal atau doa-doa tertentu setelah selesai menunaikan shalat Dhuha.
Demikian juga kami telah meneliti kitab Hadits Nashiruddin Albani yang berisikan Hadits-Hadits dhaif versi beliau, yaitu kitab Silsilah al-Da'ifah dan kitab- kitabnya yang lain. Tidak ditemukan Hadits yang saudara maksudkan. Namun demikian, jika yang dimaksudkan adalah pendapat Albani tentang Hadits shalat Dhuha lainnya, memang terdapat sejumlah riwayat yang ia anggap dlaif jiddan (lemah sekali) atau bahkan maudu' (palsu). Misalnya Hadits yang menjelaskan bahwa "di surga ada satu pintu yang bernama pintu "ad- Dluha" yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang menjaga shalat Dluhanya" (Silsilah al-Da'ifah, jilid I, hal 569).
Adapun doa dengan lafal "Inna dluha dluha-uka, wal-baha-u baha-uka, wal-ja- malujamaluka, wal-quwwatuquwwatuka, wal-qudratu qudratuka, wal-'ushmatu 'ushmatuka". Doa tersebut bukanlah doa yang berasal dari Nabi Muhammad saw, melainkan doa yang dimunculkan pertama kali oleh ahli hukum (fuqaha). Seperti oleh asy-Syarwani dalam Syarh Minhaj dan ad-Dimyati dalam l'anatut-Thalibin. Keduanya pun sesungguhnya tidak menyebut doa ini berasal dari Hadits Nabi Muhammad saw.
Dengan demikian, seorang yang selesai melaksanakan shalat Dhuha, ia dapat melafalkan doa apa saja yang baik tanpa harus terikat dengan lafal yang dianggap berasal dari Rasulullah saw untuk shalat Dhuha.
Firman Allah dalam Al-Qur'an:"Jika kamu telah menunaikan shalat, maka berdzikirlah (ingatlah) Allah" (Qs An-Nisa [4]: 103)
Artinya: Hai orang-orang yang ber iman. berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang."(Qs. Al-Ahzab {33]: 41-42)
Doa yang bisa digunakan dan diajarkan kepada peserta didik salah satunya misalnya adalah doa yang diajarkan oleh Hadits berikut ini:
Artinya "Sesungguhnya Rasulullah berlindung (kepada Allah) dari lima hal setelah selesai shalat."Ya Allah, sesungguh nya aku berlindung kepada Engkau dari sifat kikir; akuberlindung kepada Engkau dari sifat pengecut, akuberlindung kepada E ngkau dari dikembalikan kepada umurnya yang paling hina (pikun), aku berlindung kepada Engkau dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada Engkau dari azabkubur".(HR. al-Bukhari, Muslim, Ahmaddan an-Nasai, lafal dari an-Nasai).
Wallahu a'lam bish-shawab. (adi)