Bonus Demokrasi di Indonesia, Ternyata Terancam Masalah Ini
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Hj Ulfah Mashfufah mengemukakan kondisi stunting (kurang gizi) di Indonesia yang sedang menjadi perhatian pemerintah.
"Program pemerintah lagi dimaksimalkan untuk stunting," kata Mashfufah dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Jumat 28 Desember 2018.
Berdasarkan Prevalensi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) angka stunting di Indonesia pada 2013 sebesar 37,2 persen dan turun sekitar 6,4 persen pada 2018 menjadi 30,8 persen.
"Itu adalah kondisi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini, sehingga seluruh kementerian sedang giat-giatnya mengkampanyekan anti-stunting atau stop terhadap stunting," katanya.
"Stunting akhirnya larinya (penderita stunting) tidak bisa produksi. Di sekolah dia gak bisa rangking atau intelektualnya rendah. Ketika harusnya bekerja jadi manager, direktur, dia hanya bisa jadi karyawan atau mungkin bahkan kuli," kata Ulfah Masfufah.
Advertisement
Di antara kampanye yang dilakukan kementerian ialah melalui program Kursus Calon Pengantin (Suscatin). Oleh karena itu, kepada para peserta, Mashfufah meminta agar memahami persoalan yang sedang melanda bangsa Indonesia, sehingga nantinya ketika menikah turut menanggulangi stunting.
Sebab, ia tidak bisa membayangkan jika angka stunting tidak segera tertanggulangi. Nantinya keberadaan bonus demografi di Indonesia bisa mengancam usia produktif.
Perempuan yang juga cucu KH Wahab Hasbullah ini mengemukakan bahwa pengidap stunting mengalami kerendahan intelektual. Nantinya, otak si anak mengalami kesulitan dalam belajar dan pada saat usia produktif nantinya akan kesusahan dalam mencapai karir kerjanya.
"Stunting akhirnya larinya (penderita stunting) tidak bisa produksi. Di sekolah dia gak bisa rangking atau intelektualnya rendah. Ketika harusnya bekerja jadi manager, direktur, dia hanya bisa jadi karyawan atau mungkin bahkan kuli," ucapnya.
Ulfah Mashfufah sebelumnya mengungkapkannya di hadapan ratusan peserta Pelatihan Pra-Nikah bagi Para Pemuda untuk Membangun Keluarga Maslahah di Hotel Bintang Wisata Mandiri Jakarta Pusat, Kamis 27 Desember 2018.
Kegiatan yang bertajuk Pemuda Hebat, Keluarga Smart, Negara Kuat ini terselenggara atas kerja sama Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Hidmat Muslimat NU dan diikuti oleh seratus orang yang terdiri atas pemuda dan pemudi. (adi)
Advertisement