‘Bertapa’ di Dataran Tinggi Dieng, Ini Cahaya Orang yang Saleh
Zaman sekarang ini kebanyakan manusia mudah terjebak dengan penampilan seseorang, baik dari segi berpakaian, penampilan, gaya dan cara ngomongnya. Sering muncul di You Tube dan televisi seseorang yang berpakaian ulama’, memakai jubah, surbannya sebesar ban truk, ceramahnya penuh dengan dalil Qur’an dan hadits , tetapi jiwanya tidak memiliki cahaya.
Satu sisi banyak orang yang dhohirnya berpenampilan acakan-acakan seperti orang gila, dihina dan selalu ditertawai oleh orang lain. Padahal hatinya selalu berdzikir kepada Allah, mereka itu jiwanya selalu bercahaya, hanya saja ketutupan dhahirnya yang berantakan.
عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللهِ تَعَالَى قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوْا بِرُوْحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوْهَهُمْ لَنُوْرٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُوْرٍ لَا يَخَافُوْنَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُوْنَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هٰذِهِ الْآيَةَ أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Advertisement
Dari Umar bin Khatthab berkata, Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para Nabi dan bukan orang-orang yang mati syahid. Para Nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta'ala." Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menceritakan kepada kami siapakah mereka?” Beliau bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih." Dan beliau membaca ayat ini: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Yunus : 62)." (HR. Abu Dawud)
Salah satau contoh adalah Mbah Fanani selama 26 tahun lamanya “bertapa” di tepi jalan di dataran tinggi Dieng di RT 1/RW 1 Desa Dieng Kulon depan Musala Al-Amin jalan menuju komplek Candi Dieng, Wonosobo (Jateng) dari Musala kurang lebih berjarak 25 meter. Dengan hanya menempati bilik kecil berukuran kurang lebih 1,5x1 meter berdinding dan beratapkan terpal berwarna biru.
Rambutnya panjang gimbal, tidak pernah memakai baju, hanya memakai celana dan selimut sarung, tidak pernah berbicara, karena menjalani puasa bisu. Dilihat dari fotonya tatapan matanya sangat tajam, bukan tatapan mata kosong seperti orang yang gila.
Advertisement
“Penampilan dan akting seseorang bisa direkayasa. Tetapi ada satu hal yang tidak bisa ditutupi cahaya jiwanya. Mbah Fanani cahaya jiwanya sangat kuat, getaran cahayanya sangat tajam, melihat dari fotonya saja sangat menyilaukan jiwa-jiwa pendosa seperti saya ini,” kata Nyi Lina, salah seorang aktivis Sarkubiyah, dikutip ngopibareng.id, Jumat (27/4/2018).
Ia melanjutkan kisahnya:
Beda dengan orang-orang yang memakai surban yang sering muncul di TV, tidak ada cahayanya, tidak memiliki getaran enerjinya, mereka hanya pintar retorika dan penampilan saja.
Ada teman yang bertanya, “ Mengapa mereka tersebut tidak memilki cahaya....?”
Saya pun mejawab, “ cahaya mereka telah redup dan hilang karena dibakar dengan kemarahannya sendiri.”
Dari Abu Sa’ id al-Khudriy Rasulullah Saw. bersabda : “Sesungguhnya marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak adam. Ingatlah bahwa sebaik¬baik orang adalah orang yang menahan amarah dan mempercepat keridhaan, dan sejelek¬-jelek orang adalah orang yang mempercepat marah dan dan melambatkan ridha” (HR. Ahmad). (adi)
Advertisement