Kematian Covid-19 di Malang Tinggi, Penggali Kubur Kerja 24 Jam
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyebutkan angka kematian Covid-19 di Kota Malang semakin meningkat dalam kurun waktu beberapa bulan ini. Meningkatnya angka kematian tersebut kata Kabag Humas Pemkot Malang, Nur Widianto disebabkan oleh kondisi pasien Covid-19 yang disertai dengan komorbid.
"Kebanyakan kematian karena komorbid," ujarnya pada Sabtu 9 Januari 2021.
Jika dihitung berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Malang, total selama delapan hari ini ada sebanyak 27 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Widianto mengatakan seseorang yang memiliki penyakit bawaan masuk dalam kelompok rentan tertular Covid-19.
Sehingga ujar Widianto, sebisa mungkin orang yang memiliki penyakit bawaan untuk tetap menjaga kesehatan tubuhnya dengan menjalankan pedoman yang telah dianjurkan medis.
"Jangan lupa memperhatikan hal-hal yang jadi pedoman dan pantangan dari penyakit yang diderita," katanya.
Meningkatnya angka kematian Covid-19 di Kota Malang, ujar Widianto memang menjadi problem tersendiri bagi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk segera diselesaikan.
"Peningkatan kematian karena Covid-19 ini juga Semakin meninggi itu juga menjadi salah satu permasalahan tersendiri," ujarnya.
Korlap Pemakaman dan Penyemprotan Disinfektan dan Alkohol BPBD Kota Malang, Cornellia Selvyana Ayoe, mengatakan, kondisinya saat ini pihaknya bekerja 24 jam penuh untuk melakukan pemakaman jenazah Covid-19, baik yang suspect maupun yang terkonfirmasi.
"Jadi kondisinya personilnya kalau kemarin kami dapat 10 kali lebih pemakaman. Itu kami memang dari pagi sampai malam. Pagi ketemu pagi lagi," katanya.
Cornellia mengatakan dalam satu tim gabungan pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan Covid-19 diisi oleh BPBD Kota Malang, PSC 119 dan UPT Pemakaman dari DLH Kota Malang. Satu tim gabungan diisi sebanyak 29 personel.
"Jadi untuk mempersingkat waktu kadang satu tim kami bagi dua regu. Semisal dalam satu hari ada 14 pemakaman, kami bagi dua. Biar cepat, agar tidak sampai pagi lagi," ujarnya.